Sorong, Petatung.org –
Pengguna Media Sosial di Sorong Raya wajib bedakan Aktifitas Advokasi Kebijakan, agar tidak bermain isu SARA.
Dinamika pasca penolakan status pasangan bakal calon tertentu yang dinyatakan tidak lolos sebagai orang asli papua, untuk berhak maju sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Papua Barat Daya
membuat dinamika pro kontra bahkan demo berjilid dilakukan, baik aksi demo yang dilakukan oleh kelompok masa aksi yang pro terhadap keputusan Majelis Rakyat Papua, Provinsi Papua Barat Daya. Untuk membela hak kesulungan orang Papua, dengan tidak memberikan rekomendasi hak politik kepada Non OAP untuk bebas maju Pemilukada.
Begitupun sebaliknya, masa aksi yang kontra dan menolak keputusan MRP PBD, yang tidak meloloskan kandidat mereka sebagai Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur PBD.
Pro kontra ini terus berlanjut, bukan hanya di ruang publik, di Sorong Raya namun pro dan kontra itu di singgung di media sosial (Facebook).
dalam pantauan kami Petarung.org terutama postingan sindiran terkesan mengandung sara yang dimainkan oleh oknum pemilik akun Facebook berinisial (YM).
Dalam postingannya YM mempersoalkan kelakuan “Ayam versus Rajawali” dan sindiran di media sosial ini menyebar luas dan di repost kembali tembus angka 300 x dibagi dan 500 komentar, baik menghujat maupun mensuport YM.
Sindiran yang terkesan berbau ujaran kebencian ini, sontak mendapat komentar miring dari para pengguna madia sosial facebook lainnya.
salah satunya komentar dengan akun Facebook JA mengatakan “Kasian ya pendidik tapi pola pikirnya kaya orang yang tidak berpendidikan, sedih,”
“seorang guru yang tidak bisa mendidik mulut dan pikiran sebelum berkata-kata dan menulis” dan banyak komentar dari pengguna media sosial.
Pertarungan ini bukan soal tanah raja, atau tanah ra bobot, ini pertarungan hak politik dan ruang, ruang politik OAP yang terus di rampas oleh Non OAP
kelakuan yang menganalogikan “Ayam vs Rajawali” ini adalah kelakuan orang yang utamakan sentimen emosional politik untuk membuat gaduh.
tambah lagi komentar atas nama Salomo mempertanyakan “kelakuan pengguna facebook yang notabene adalah seorang guru namun tidak tau etika dalam bermedia sosial”
bahkan postingan ini, membuat geram para pengguna Facebook antero sorong raya,
Sampai dengan informasi ini di turunkan, pengguna akun dengan nama akun YM ini, sudah menghapus postingan kontroversialnya. Karena postingan ini disinyalir sarat dengan ujaran kebencian dan menjurus SARA, dan itu Pidananya sendiri.
namun sampai dengan informasi ini diturunkan, postingan itu sudah di hapus, sekalipun belum ada klarifikasi dan permintaan maaf, karena sudah hapus postingan, namun itu sudah bentuk dari permohonan maaf.
Pesta rakyat itu harus dinikmati dengan gembira, terutama di wilayah sorong raya, kita sesama OAP mari jaga persaudaraan, dan mari ciptakan Pilkada damai, bukan sebaliknya ciptakan kebencian yang sarat dengan sentimen politik, mari akhiri perdebatan “Ayam vs Rajawali” Pilkada Pertama di PBD harus diratakan untuk menyeleksi pemimpin yang layak, pimpin antero Sorong Raya. (CR1)