Sorong, Petarung.org- Demi mempersatukan dan meningkatkan tali silaturahmi diantara seluruh keluarga besar Ayamaru, Aintinyo dan Aifat lebih khusus bagi semua keluarga besar Komunitas anak-anak yang Mama Jitmau (Yamajit) baik yang berada di Maybrat dan di seluruh tanah Papua maupun diluar Papua.
Ketua Panitia Rapat Konsolidasi Yamajit, DR. Natalsen Basna, S.Hut, M.Hut dalam sambutannya menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini adalah mempersatukan seluruh kekuatan komunitas Yamajit di seluruh tanah Papua. Hal itu disampaikan Natalsen dalam Laporan Panitia Rapat Konsolidasi Komunitas Yamajit, yang digelar di Gedung Lambert Jitmau di Kompleks Kantor Walikota Sorong, Sabtu malam (15/2/2025).
Ia menambahkan, konsolidasi ini akan dimatangkan menuju pembentukan organisasi Yamajit yang permanen. Sehingga organisasi ini kelak bermanfaat untuk hari ini dan juga bermanfaat untuk jangka panjang bagi kita generasi Maybrat lebih khusus anak-anak Yamajit.
“Selain sebagai sarana untuk mempersatukan, komunitas Yamajit juga kelak kita mengkonsolidasikan pembentukan ikatan ini menjadi organisasi yang permanen,” Ujarnya.
Sementara itu Prof. DR. Balthasar Kambuaya, MBA. inisiator pembentukan Komunitas Yamajit mengatakan, Komunitas Yamajit adalah komunitas yang menghormati seorang perempuan atau seorang ibu dari marga Jitmau.
Gerakan-gerakan semacam ini, kini telah menjadi tren baru di kalangan orang Maybrat semoga dengan adanya kehadiran Komunitas Yamajit, bisa mempererat kembali persatuan dan kesatuan diantara sesama anak-anak Yamajit dikalangan orang Maybrat.
“Orang A3, hidup dibawah aturan yang disebut Theofani yang harus dipegang teguh. Yaitu pelihara persatuan dan kesatuan, penghormatan terhadap orang lain, menjaga kerendahan hati dan kasih dan itu kita bisa jaga lewat cara-cara ini,” ujarnya.
Menurut Balthasar, hal persatuan itu kelihatan mulai pudar sejak hadirnya Kabupaten Maybrat. Orang Maybrat hari ini, mulai berpikir hanya untuk distrik dan kampung halaman mereka masing-masing. sehingga perlu ada gerakan-gerakan positif seperti ini muncul untuk mempersatukan sebagai wadah perjuangan bersama untuk menjaga semangat persatuan.
“Sehingga kita coba jaring satu marga ibu kumpul jadi satu dan kita yang lahir dari kandungan perempuan Jitmau, kita kumpul hari ini. pasti banyak hal yang akan dikerjakan melalui adanya gerakan atau perkumpulan komunitas seperti ini,” tegasnya.
Sementara itu, Eks Wali Kota Sorong Drs. Ec. Lambert Jitmau, MM. dalam sambutannya di Rapat Konsolidasi Komunitas Anak-anak Mama Jitmau, menyampaikan ucapan terima kasih kepada om Balthasar Kambuaya, om Siors Kambuaya dan seluruh adik-adik yamajit yang telah menghargai mereka (mama Jitmau). Saya mewakili saya punya saudara-saudara perempuan berdiri di sini untuk bawakan sambutan.
Kita punya kasih sayang, kita punya air susu itu gratis saya hanya minta untuk kita menghargai mereka yang telah melahirkan kehidupan saja.
“Dari tempat ini saya samapaikan untuk semua orang Maybrat yang lahir dari kandungan perempuan Jitmau untuk seterusnya berhenti lakukan budaya bayar uang susu itu bukan budaya kita. kedua kita punya persatuan bagus tapi kalo tidak ada kebersamaan juga percuma,” ujarnya.
Kita tidak ada kebersamaan, saling topang, tidak ada tingkatan saling menghargai satu sama lain apalagi untuk saling dukung karena faktanya kita saling sikut. Saya apresiasi kegiatan yang dilakukan dari om-om dorang untuk menghargai kami, kita punya orang tua-tua di Maybrat tidak sayang kita laki-laki, mereka lebih sayang mereka punya keponakan yang lahir dari mereka punya anak-anak perempuan.
Sehingga mari di ruangan ini, dengan hadirnya komunitas anak-anak mama jitmau (Yamajit) kita tingggalkan segala perbedaan, kita tinggalkan segala kepentingan, segala ego untuk berpikir yang besar untuk rakyat, keluarga dan tanah ini.
“Terima kasih untuk om professor Berth Kambuaya dan om Siors Kambuaya dan seluruh adik-adik Yamajit yang gagas kegiatan ini,” Ujarnya.

Lambert berharap, jangan momentum hari ini yang pertama dan terakhir untuk kegiatan ini dilakukan di Provinsi ini, namun harus dilakukan berkala setiap tahun. Bila perlu kegiatan begini dilakukan satu tahun itu, dilakukan dua atau tiga kali untuk menjaga silaturahmi kita bersama.
Dalam sambutannya Lambert menjelaskan, orang Jitmau dalam sejarah penyebarannya, kita orang-orang yang naik dari wilayah teluk Mayalibit di Raja Ampat dengan marga asli Dam, keluar dengan Layar Perahu dan Penogok sagu di tangan sebagai pusaka leluhur kita menyebar ke wilayah Sorong Selatan kita punya kekerabatan dengan marga Anggiluli, marga Konjol dan marga Onim, setelah naik ke wilayah Maybrat di Kampung Jitmau dan kita gunakan marga Jitmau.
“Kita marga Jitmau di Maybrat itu awalnya hanya satu rumpun tinggal di Jitmau Sem, dari situ pecah menjadi lima rumpun yang menetap dan tahan kampung Jitmau, setelah itu sebagian pindah ke 5 kampung di belahan danau mulai dari Suwiam, utuet (Mapura), dan ada yang menetap di wilayah Yukase. Orang jitmau khusus di wilayah Maybrat punya Filosofi Mat tino, Mat Tifo, itu anak-anak jangan lupa,” tandasnya.
Saya berharap supaya ke depan komunitas ini kerja harus kerja demi rakyat, kerja demi keluarga dan kerja demi tanah ini, mari Bergndengan tanggan, tanggalkan semua yang kita lakukan. Kasi tau untuk semua orang jitmau yang ada, kasi tau untuk semua om dan keponakan yang ada untuk berpikir baik, putuskan baik supaya hasilnya baik dalam bertindak kalo tidak punya tujuan dan semangat berjuangan yang jelas nanti jadi penonton.
Orang jitmau catat, saya Lamber Jitmau kerja pertaruhkan nama, pertaruhkan jabatan dan saya pertaruhkan segalanya, bukan hanya untuk saya punya kepentingan pribadi, saya lakukan untuk selamatkan masyarakat, selamatkan keluarga dan selamatkan tanah ini
“Kalo kita baku sikut dan kita tidak jadi apa-apa di tanah ini, marga besar yang kita pikul itu tidak ada apa-apa, hari ini kamu mau apa lagi sudah tidak bisa, saya keungkinan pemimpin dari marga jitmau yang terakhir,” ujarnya Lambert.
Ia menambahkan, untuk sampai di tahap itu generasi sekarang kalian perlu belajar baik untuk waktu yang lama 20 tahun lagi, baru kamu dapat sesuatu yang baik untuk ada di posisi itu.
“Kalo tidak kamu hanya kerja kejar-kejar orang, kaya orang kejar rusa di hutan Maybrat sana,” ujarnya.
Sekali lagi Ingat tanggalkan segala perbedaan, tanggalkan segala kepentingan, segala ego, kerja baik, bantu orang baik sehingga orang yang kita bantu punya kasih sayang kepada kita akhirnya kita bisa ada di posisi apa pun dengan doa dan pergumulan mereka.
“Jabatan bisa berahir namun sejarah besar ini tidak akan berakhir, mengingat orang Jitmau itu punya sejarah, filosi hidup dan sistem kekerabatan, komunitas ini lahir harus berpikir baik dan bertindak baik supaya ke depan ada hasil, selamat sukses untuk kegiatan konsolidasi Yamajit” tutup Jitmau. (CR1)