Oleh: Jansen.N.C.G.Segeit (*)
Kampung klawowok Distrik Saifi, Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat Daya Kwowok Rabu, 15 Oktober 2025 Pukul 12.00 WIT Di kaki Gunung Roro Manggroholo, siang hari berkilau lembut di bawah langit Papua. Alam Kwowok tersenyum tenang, seperti rahasia yang disimpan lama di rimba hijau dan hening air sungai.
Di sini, kehidupan berjalan berdampingan dengan alam adat dan budaya menjadi napas yang menuntun setiap langkah warganya. Perjalanan menuju Kampung Kwowok dari Manggroholo adalah perjalanan melewati keindahan yang terasa sakral.
Pohon-pohon sagu menjulang di tepi jalan, meneduhkan pandangan dengan warna hijau yang menjadi ciri khas masyarakat Saifi. Sagu bukan sekadar tumbuhan; ia adalah lambang kehidupan, ketahanan, dan akar yang tak pernah tercerabut dari tanah kelahiran.
Hari itu, suasana berubah menjadi perayaan kecil. Anak-anak muda dan warga dari berbagai kampung berbondong-bondong menuju titik pertemuan antara Kampung Sira dan Manggroholo. Mereka datang dengan semangat dan senyum lebar menyambut alat berat dan kontraktor yang akan memulai pekerjaan pembangunan jalan menuju kampung mereka. Jalan itu bukan sekadar akses; ia adalah janji akan keterhubungan, kemajuan, dan harapan baru.
Turut hadir Amos Kaliele, Anggota DPRD Kabupaten Sorong Selatan dari Dapil Sawiat Raya, bersama perwakilan Dinas PUPR dan pihak kontraktor. Mereka datang membawa harapan baru bagi masyarakat Kwowok—harapan yang telah diperjuangkan dengan sabar dan doa selama bertahun-tahun.
“Kami merasa bangga dan bersyukur. Masyarakat menyambut kami dengan sukacita, dan kami akan bekerja sesuai dengan standar yang baik agar hasilnya dapat dinikmati dalam jangka panjang,” ujar perwakilan kontraktor dengan nada penuh tanggung jawab.
Bagi masyarakat Kwowok, momen ini adalah buah dari perjuangan panjang. Selama lebih dari tiga tahun mereka berjalan kaki menembus jalan rusak, hujan, dan lumpur, mengantar hasil bumi, membawa anak ke sekolah, dan berkunjung ke kampung tetangga. Kini, doa mereka berjawab. Jalan itu mulai dikerjakan.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Amos Kaliele yang tidak berhenti mengawal aspirasi kami hingga akhirnya pemerintah daerah menjawabnya di tahun ini,” tutur salah satu warga dengan mata berkaca-kaca.
Dalam kesempatan yang sama, Amos Kaliele menjelaskan bahwa tahun ini pemerintah daerah akan mengerjakan empat ruas jalan penting:
Jalan Manggroholo-Kwowok, Jalan Komanggaret -Sayal, Jalan Srer-Mlaswat, dan Jalan Mlaswat-Komanggaret.
Ia mengajak seluruh masyarakat agar turut menjaga dan mengawal proses pembangunan ini. “Program ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik kita bersama. Kita jaga, kita awasi, agar hasilnya benar-benar bermanfaat bagi anak cucu. Jalan yang baik akan membuka jalan bagi masa depan kita,” ujarnya.
Kwowok sore itu seperti berdoa diam-diam. Angin gunung menyapu dedaunan sagu, membawa pesan bahwa perubahan sedang datang bukan dengan gegap gempita, tapi dengan kerja, kebersamaan, dan cinta pada tanah sendiri.


