Sorong, Petarung.org- Di tengah suasana siang, Jumat (20/06/25), yang teriknya tidak terlalu menyengat, dengan angin sepoi-sepoi di antara pepohonan hijau perbukitan wilayah kompleks sorpus tepatnya di Taman Faith, Kota Sorong. Tempat dimana sekelompok anak muda dari Tim BUMMA Mare Maybrat janjian akan menggelar pelatihan menulis advokasi.

Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung jam 10.00 Wit, setiba di Taman Fait kami membaca pengantar materi yang telah disiapkan pemantik, membuat hasrat semakin membara untuk mengikuti diskusi.

Ini adalah diskusi tentang “Pentingnya Tulisan dalam Advokasi Perjuangan dan Perubahan” yang di ikuti oleh peserta diskusi mewakili Tim BUMMA Mare yaitu: Gayus Yumame, Jefri Nauw, Agus Tawer dengan dua orang pemantik: kaka Julian Haganah Howay seorang penulis lepasdan dan kaka Robertus Nauw dari Petarung.org.

Pukul 11.00 WP, diskusi dimulai dengan perkenalan awal. Tim BUMMA Mare semakin serius ingin mengikuti diskusi karena dalam perkenalan telah mendengar latar belakang pemantik diskusi yang sudah malang melintang di dunia jurnalistik dan aktivisme sosial.

“Saya adalah seorang jurnalis dan penulis kurang lebih 10 tahun, Semangat menulis itu berkembang dari semangat membaca dan merefeleksikan dalam tulisan”, ujar Julian mengawali diskusi dengan perkenalan.

Sementara penyampaian lain menurut Robert Nauw, untuk menulis dengan baik kita perlu memperhatikan alur tulisan, tanda baca dan bentuk tulisan populer dan non papuler.

“Sebelum menulis suatu tulisan, harus di diskusikan tentang judul dari tulisan itu secara baik,” jelasnya.

Peserta sambil menikmati kue, diskusi terus mengalir dengan materi disampaikan oleh kaka Hagana tentang: bentuk tulisan, tipe jurnalisme, jenis media, teknik menulis berita dan teknik menulis feature. Terakhir, praktek menulis berita pendek (news) dengan standar 5W+1H dan menulis feature yang disampaikan kedua pemantik.

Pelatihan berlangsung dengan metode diskusi pemaparan materi singkat dan memberikan contoh secara langsung, dan membimbing peserta langsung berlatih menulis advokasi dan metode ini dapat memberikan pemahaman tentang topik yang didiskusikan. Karena peserta langsung menulis sendiri, mengedit sendiri dengan standard an bimbingan pemantik

Akhirnya dari diskusi ini, menghasilkan tiga artikel. Salah satunya berjudul “BUMMA Mare-Maybrat: Cikal Bakal Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat” yang ditulis oleh Jefri Nauw. Sementar dua peserta lainnya (Agus Tawer dan Gayus Yumame) menulis dua berita pendek (artikel news).

Seperti yang disampaikan oleh Agus Tawer, salah satu peserta menulis dari BUMMA Mare menyampaiakan apresiasi untuk kedua narasumber yang sudah memberikan teknis dasar dalam hal menulis, baik menulis berita pendek, menulis laporan kronologis dan menulis artikel dengan gaya menulis bercerita.

Metode ini adalah sebuah teknik pembobotan pada pelatihan jurnalisme dan advokasi yang tepat karena selama ini kita sudah menulis namun belum dengan alur, pola dan teknik menulis yang baik.

“Kegiatan pelatihan menulis jurnalisme dan advokasi ini perlu ada tindak lanjut di lapangan” ucap Agus. (Gayus/CR1)