Sorong, Petarung.org- Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, S.Sos menyampaikan komitmennya memperjuangkan pembangunan Pasar khusus bagi Mama-mama Papua dan pembinaan bagi pedagang asli Papua. Komitmen itu disampaikan langsung saat dirinya menemui perwakilan pedagang mama-mama asli Papua yang tergabung dalam Perkumpulan Pedagang Mama-mama Papua Kota Sorong (P2MP-KS) dan perwakilan korinator pedagang dari Kab Sorong, Kab Maybrat, Kab Sorong Selatan, Kab Tambrauw dan Kab Raja ampat, serta perwakilan pasar-pasar kompleks dan pasar sentral di lingkungan Kota Sorong dan juga pegiat ekonomi trotoar dan emperan toko se Kota Sorong di kantor Gubernur Provinsi Papua Barat Daya (PBD) Jumat, (25/4/2025).
Gubernur Elisa Kambu meminta waktu 2 minggu untuk menggelar audiensi lanjutan guna merumuskan langkah konkrit dalam menjawab kebutuhan para pedagang. Saya minta dua minggu untuk siapkan pertemuan berikut tapi kita harus mulai dari pendataan ulang berdasarkan wilayah untuk solusi jangka pendek dan jangka panjang tugasnya.
“Pembangunan Pasar khusus, bukan perkara muda yang semudah membalikan telapak tangan, melainkan butuh proses verifikasi dan kesiapan matang dari berbagai pihak, kita harus mendata dan melihat program jangka pendek yang perlu pemerintah dorong dan itu kita butuh waktu 2 mingu untuk kembali pertemuan,” ujarnya.
Sementara itu, koordinator P2MP-KS kota Sorong Levina Duwit menegaskan bahwa kedatangan mereka bukan aksi demonstrasi melainkan murni menyampaikan aspirasi kami, soal pembinaan pedagang yang berkelanjutan, akses modal usaha dan pembangunan pasar khusus sesuai amanat undang-undang otsus soal kekhususan dan keberpihakan terhadap orang asli Papua dalam hal ini pedagang mama-mama Papua. “Kehadiran kami hari ini bukan untuk demo, kami hadir untuk menyampaikan beberapa tuntutan kami yang selama ini kami hasilkan dari keputusan Konferensi Pedagang,” ujarnya.
Pendamping pedagang mama-mama Papua Kota Sorong, Yohanis Mambrasar mengatakan Pembinaan Usaha Pedangan asli Papua baik pemberian Modal Usaha, Peningkatan Kapasitas Usaha dan pendampingan yang dilakukan secara baik, merata dan berkelanjutan bagi mama-mama di kota ini tidak berjalan dengan baik, bahkan sampai dengan hari ini mama-mama untuk akses modal harus gali lubang di koperasi swasta dengan sistem rentenir yang besar yang memberatkan mama-mama.
“Harusnya Pembinaan, Pemberian Modal Usaha, Peningkatan Kapasitas Usaha dan pendampingan, yang dilakukan secara baik, merata dan berkelanjutan bagi mama-mama dengan memanfaatkan dana otsus yang triliunan rupiah untuk pembangunan di Papua,” ujarnya.
Ia menambahkan, dana di beberapa instansi OPD di lingkungan Papua Barat Daya untuk pengembangan ekonomi dikembalikan ke kas negara karena tidak ada akses dari masyarakat asli papua dan tujuan pembinaan yang berkelanjutan bagi bagi mama-mama Papua, apa salahnya anggaran itu pemerintah provinsi bersama-sama dengan pendamping pedagang mama-mama Papua, bersama-sama membentuk tim pembinaan ini dilakukan oleh Koperasi yang dikelola secara bersama oleh kami Pedangan dan Pemerintah.
“Ini akan sangat menjawab akses modal dan pembinaan bagi mama-mama, saya secara pribadi sangat mengapresiasi kehadiran gubernur yang sudah bersedia mendengar apresiasi mama-mama dan dalam beberapa minggu ke depan akan matangkan aspirasi ini dalam diskusi mendalam,” ujarnya.
Gubernur hadir dan secara lisan menyatakan akan konsen dua minggu ini untuk melihat aspirasi para pedagang dan menjadikan aspirasi mama-mama sebagai prioritas dalam kebijakan pembangunan ke depan melalui pemanfaatan dana otonomi khusus agar aspirasi ini ke depan mendapat tanggapan dan menjadi bagian penting dalam kebijakan pemerintah ke depan. (CR1)