Sorong, Petarung.org- Komunitas Petani Lokal Papua Maybrat yang berdomisili di Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, terus berlatih dan kembangkan pertanian moderen. Petani lokal disini terus belajar dan berbenah diri, belajar membuka lahan secara professional dan kembangkan pertanian dengan cara menetap di satu lahan. Mereka mengembangkan pertanian tanpa harus berpindah-pindah dan coba tinggalkan cara lama. Pertanian tradisional memang baik, namun cara itu tidak efisien.

Tanah di Papua ini subur, namanya tanah kalo ada rumput liar itu subur, asal jangan tanah tandus baru kita kuatir. Salah satu mentor terbaik yang dimiliki oleh Petani Lokal Papua di Kabupaten Sorong, kini menjadi sosok inspirasi yang rela mengajar dan membagikan ilmunya secara gratis bagi pemuda Papua di lingkungan  Jalan Bandara SP 1, Kabupaten Sorong.

“Petani lokal disini, kalo kita bina baik dan kita ajar mereka dengan ilmu yang tidak tiruan, mereka justru terampil dan kualitas hasil panen mereka tidak kala bagus seperti petani professional asal jawa lainnya,” ujar Mukti, saat ditemui Petarung.org, Sabtu (15/3/2025) di home base mereka di SP 1.

Ia menambahkan, orang Papua sangat layak jadi raja ditanah mereka, tanah mereka melimpah dan subur. Masa pemuda Papua hanya distikma sebagai benalu, pemalas dan pemabuk. Sementara nyaris pemerintah kehilangan akal, untuk berdayakan mereka. Generasi Papua harus kita didik mereka serius dengan ilmu yang bukan tiruan dan mohon hentikan pendekatan yang hanya bawa janji-janji dan program tidak tepat sasaran, untuk kepentingan kasi habis anggaran.

“Secara pibadi saya asuh dan bina mereka gratis, kini mereka ternyata bisa dan terampil dalam hal membuka lahan, semai bibit, penanaman, pemupukan, serta perawatan serta menjaga kualitas pertanian, terakhir tahap panen, dan mereka sangat telaten,” ujarnya.

Ia menjelaskan, mereka yang ia bina rata-rata anak Papua asal Maybrat, sebelumnya mereka di Aimas ini mereka memang pemabuk kelas berat, mereka nakal dan sebagainya. Setelah saya lihat dan kenal kondisi keluarga mereka.  Ternyata mereka memang layak ditolong, karena ada anak-anak yang putus sekolah, anak-anak yang yatim piatu dan ada anak-anak Papua yang memang tidak bekerja karena mereka tidak punya skil yang bisa bersaing.

Sebagai pendatang yang hidup lama di tanah ini, saya pikir sudah seharusnya saya membina mereka dan memberi mereka ilmu dalam hal pertanian professional. “Hari ini saya sudah punya 10-11 murit orang lokal yang bisa saya lepas dan saya yakin mampu kendalikan pertanian dimasa yang akan datang, baik petani semangka, melon, buah naga, tomat, sayur, ricak dan bawang,” ungkap pria paruhbaya, asal Malang Provinsi Jawa Timur ini.

Ia mohon, agar pemerintah Kabupaten Sorong, pemerintah Kabupaten Maybrat dan pemerintah Provinsi Papua Barat Daya untuk ke depan, jangan kerja hanya menipu masyarakat.  tolong bapak-bapak yang berkepentingan tolong lihat ke bawah. Anak-anak Papua harus didampingi dibina dengan baik, supaya mereka juga menikmati kekeyaan di negeri sendiri juga.

Dulu tidak ada anak Papua yang bercita-cita jadi pencuri, jambret begal, pemabuk, aibon dan lain-lain  tetapi sekarang coba taruh motor di depan rumah pasti hilang. Budaya Orang Papua dulu, kalo pencuri itu mereka malu, tetapi sekarang malah parah. Banyak anak-anak seperti ini, saya ajar dan saya amati mereka sudah profesional dalam hal pertanian, mereka sementara bekerja untuk awasi hasil pertanian dan lahan orang lain, karena mereka kendala modal dan tidak punya lahan pertanian. Pemerintah sudah perna kami temui bahkan ada yang ke lahan praktek kami, namun mereka hanya janji dan penipu sampai dengan hari ini, sehinggan anak-anak masi kekurangan modal pertanian. Kalo mau petani OAP maju, harus didampingi, bukan hanya kasih alat dan kasih bibit setelah itu foto-foto banyak untuk kepentingan laporan pihak dinas.  

“Dinas mau membina OAP jadi petani professional, berhenti dan stop pendekatan program bagi bibit tanpa melatih mereka untuk tanam bibit. kadang pemberian bibit juga tidak sesuai kebutuhan petani. Uang Otsus banyak dan itu OAP yang punya barang, kenapa di putar-putar lagi soal pemberian modal dan fasilitas, masa setiap tahun kasih bantuan bibit saja, trus tra damping dan ajar mereka bertani yang baik, itu program gila” ujarnya.

Sementara itu ditempat terpisah, Robertus Nauw pendamping pertanian dari perkumpulan AVAA Mandiri Kota Sorong, yang selalu support mereka mengatakan, apresiasinya kepada anak-anak Papua yang mau kita arahkan dan belajar disini. apresiasi juga saya berikan kepada Pak Mukti, beliau secara rela membagi ilmu pertaniannya kepada hampir 11 orang pemuda Papua Maybrat dengan gratis, untuk kembangkan petani lokal Papua untuk menjadi profesional. dan Pa Mukti selalu minta AVAA hadir untuk memfasilitasi proses dan memberi mereka bantuan alakadarnya masa itu, untuk menjaga asa mereka agar tetap berusaha mengusahakan tanah mereka untuk memberi hasil yang baik untuk pemuda.

“Fasilitas pertanian seperti cangkul, parang dan 2 traktor mini atau traktor tangan perna AVAA bantu untuk pemuda disini, itu hanya sebagai stimulant untuk menjaga asa mereka untuk mau tinggalkan kebiasan lama mereka dan tekuni pertania sebagai sesuatu yang baru. hari ini hasil panen mereka untuk stok buah semangka dan melon di Maret 2025, adalah bukti bahwa mereka sudah mampu kembangkan sendiri ilmu mereka, asal ada orang baik yang mau suport mereka,” tandas Robert yang juga sebagai ketua pengelola parkiran Mall Ramayana Sorong ini. (CR1)