Oleh: Robertus Nauw (*)
Judul Buku : Bayang-Bayang Intervensi
Pengarang : Greg Poulgrain
Penerbit : Best Publisher (Galang Pustaka)
ISBN : 978-602-8620-49-9
Ukuran Buku (P x L x T) : 24x16x1,5 cm
Berat : 344 gr
Jenis Cover : SC
Jenis Kertas : Book Paper
Sinopsis
————
Sukarno berada di tengah konflik antara John F.Kennedy dan Allen Dulles (Direktur Intelijen Pusat CIA). Dulles bermaksud melengserkan Sukarno dari kekuasaan, melalui strategi “Pergantian Rezim”.
Hal itu diawalinya lewat PRRI/Permesta, langkah pertama untuk membangun sentralisasi komando militer. Ketika Irian Barat, dialihkan dari Belanda ke Indonesia melalui Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962.
Direktur Intelijen Pusat CIA Amerika Serikat – DCI Allen Dulles, mempertimbangkan langkah ketiga-Konfrontasi Malaysia-guna memuluskan akses bebas hambatan atas “El Dorado”, deposit emas terbesar di dunia yang ada di Papua. Freeport lah yang kemudian memiliki akses bebas hambatan dalam konsesi pertambangan.
Sebagai “Personel intelijen terhebat sepanjang masa”, sepak terjang Dulles disinyalir berhubungan dengan berbagai peristiwa penting di Indonesia. Serangkaian peristiwa kait-mengait satu sama lain, mulai dari upaya pembunuhan terhadap Presiden Sukarno di Cikini; kematian Komodor Yos Sudarso dan pasukannya pada 15 Januari 1962; penyerahan Papua dari tangan Belanda ke Indonesia; Konfrontasi Malaysia hingga eksploitasi “Gunung Emas” di Papua.
Siasat Dulles pun bentrok dengan “Strategi Indonesia” John F.Kennedy. JFK mendukung Sukarno sebagai Presiden. Rencana aksinya akan menggunakan militer untuk melaksanakan program sipil guna membangun sarana dan prasarana.
Sayang, strategi JFK terancam gagal. Amerika Serikat menghentikan bantuan dana ke Indonesia. Agar siasatnya tidak benar-benar bubar, Kennedy berencana melakukan lawatan ke Jakarta, namun sayang rencana itu keburu terjadi karena John F.Kennedy harus tewas dalam sebuah peristiwa naas.
Sukarno berada di tengah konflik antara Presiden Amerika John F.Kennedy dan Allen Dulles. Kennedy hanya menjaga agar keamanan dunia dan berusaha agar Indonesia tidak jatuh di tangan PKI dan Pro Unisoviet.
sehingga sikap politik Indonesia yang bebas aktif membuat gerakan Non blok, di wilayah Asia Afrika membuat Indonesia menjadi Negara yang perlu dirangkul oleh Amerika.
informasi lain yang CIA tidak memberitahuan John F.Kennedy adalah soal informasi tambang emas yang ditemukan oleh NNGPM ahli Geologi Belanda, Jean Jacque Dozy
NNGPM perusahaan tambang minyak Miliki Amerika yang berkantor di Eropa. NNGPM perusahaan minyak milik Standar Oil, perusahaan minyak terbesar milik Amerika.
NNGPM dalam saham, Amerika (60%) sementara Belanda hanya sebagai pelaksana tugas lapangan yang mendapatkan saham (40%)
Allen Dulles Direktur Intelijen Pusat CIA agen mata mata Amerika, sebelum menjadi direktur CIA dirinya perna bekerja di Firma Hukum yang berbasis di Eropa. Yaitu Firma Hukum Sulivan & Cromwell, firma yang bekerja dibawa Firma Hukum Wall Street, firma milik perseroan minyak Rockefeller dan Allen Dulles bekerja untuk kepentingan konglomerat dan pebisnis ulung amerika Rockefeller sejak 1936 di Eropa.
Tahun dimana ahli Geologi Belanda, Jean Jacque Dozy menemukan Gunung Emas Abadi (Erts Berg) di Irian Barat, penemuan yang melampaui suku cadang emas milik tambang Witwatersrand di Afrika Selatan.
informasi penemuan gunung emas di Nederland Nieuw Guinea (Irian Barat) tahun 1936 pun di dengar oleh Allen Dulles yang saat itu berada di Eropa
Firma hukumnya mendapat infomasi dari NNGPM di Eropa sehingga Allen Dulles berusaha agar dapat hubungan kerja anatara Belanda dan Amerika untuk kepentingan Rockefeller namun upayanya itu gagal.
Allen Dulles sebagai agen CIA ia menyimpan informasi gunung emas di Irian Barat dari tahun 1936 dirinya menyimpan informasi ini sampai tahun 1960 masa presiden amerika era Eisenhower berahir.
kesalahan terbesar presiden amerika serikat berikutnya di era John F Kennedy adalah mengangkat Allen Dulles kembali sebagai direktur inteljen di CIA amerika. Itulah awal kesalahan Kennedy. karena John F Kennedy bekerja untuk kepentingan nasional amerika. sementara Allen Dulles direktur inteljen di CIA orientasinya bekerja untuk kepentingan pribadi dan komplotan lingkaran bisnisnya mengiat watak Allen Dulles mewakili kepentingan Wall Street milik Rockefeller.
Sementara John F Kennedy dan Sukarno hanya melihat Irian Barat dari sisi geopolitik dan geostrategis, kemungkinan mereka berdua tidak tau kalo Irian Barat memiliki kekayaan emas terbaik dan terbesar di dunia, sehingga John F Kennedy dan Sukarno hanya melihat Irian Barat dari sisi kedaulatan politik semata. Sementara bagi Allen Dulles tau bahwa Irian Barat daerah jajahan belanda itu memiliki kekayaan emas terbaik dan terbesar di dunia.
Selain John F Kennedy dan sukarno yang melihat Irian Barat dari sisi geopolitik dan geostrategic
Dag Hammarskjold sekjen PBB saat itu juga justru melihat Irian Barat dengan cara pandang yang lain. karena Irian Barat sebagai daerah dari 88 wilayah jajahan di dunia yang harus merdeka dan Dag Hammarskjold sekjen PBB melihat Irian Barat murni dari sisi hak asasi manusia.
Dag Hammarskjold dan PBB ingin menyelesaikan masalah Irian Barat tanpa melibatkan Indonesia dan Belanda, namun ia menggunakan standar huku tak tertulis PBB untuk memberikan keadilan bagi masyarakat pribumi Irian Barat. Dag Hammarskjold tidak mendukung tanah irian barat milik Indonesia atau miliki belanda, melainkan tanah Irian Barat milik penduduk asli daerah gunung emas itu.
rencana Hammarskjold jelas memperumit rencana Allen Dulles sehingga Hammarskjold harus tewas, 18 september 1961 dalam sebuah kecelakaan pesawat dalam operasi celeste dan kematian sekjen PBB ini diduga CIA terlibat dalam peristiwa naas ini.
Kepergian Hammarskjold (Sekjen PBB) terlalu cepat, beliau belum sempat menyudahi sengketa di Irian Barat secara damai, sesuai dengan pedoman PBB yang belum di tulis yang umumnya berasal dari lingkup deklarasi PBB tahun 1960
“Sebuhan pengadilan untuk pengabulan tanpa syarat bagi penduduk dunia yang wilayahnya masi wilayah jajahan (koloni) dan melakukan hak penentuan nasip sendiri”
kematian Hammarskjold (sekjen PBB) dan harapan rakyat Irian Barat dan 88 wilayah lain pun sirna menjadi negara merdeka dan bermartabat seperti bangsa-bangsa lain di dunia.
Gerakan Non Blok, Perjanjian New York, kontrak karya FREPORT, PEPERA, adalah bagian drama dari perjalanan Allen Dulles. agar irian barat jatuh di tangan Indonesia
agar mempermudah Allen Dulles dan Rockefeller mengeksploitasi gunung emas abadi di Irian Barat.
sampai dengan hari ini kasus percobaan pembunuhan Sukarno di cikini misterius, kematian Komodor Yos Sudarso, Konfrontasi Malaysia dan kematian sekjen PBB Hammarskjold misterius serta yang sangat misterius adalah kematian Presiden Amerika John F Kennedy yang ingin berkunjung ke Indonesia pun sirna dan misterius.
buku ini menarik dan layak dibaca sebagai ferensi dalam melihat dan membaca geopolitik dan geostrategi nasional dan internasional.
Buku yang layak dibaca dan Selamat Membaca !


