Sorong, Petarung.org- Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) JIMERO Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. J. Rolisa Titatuhey, S.Pak menyambut baik rencana Gubernur Provinsi Papua Barat Daya untuk mewujudkan janji politik beliau untuk terapkan pendidikan gratis di antero Papua Barat Daya.
SMK JIMERO selama ini membangun konsep pendidikan murah dan gratis bagi warga di Kota Sorong. Mengingat pendidikan harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, baik itu kebutuhan akan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran sosial.
“Saya secara pribadi support rencana Gubernur PBD, Bapak Elisa Kambu, S.Sos untuk wujudkan pendidikan gratis, karena pendidikan harus diarahkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat, baik itu kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan, selama ini kita sudah kembangkan konsep ini,” ujar Rolisa Titatuhey. S.Pak Saat ditemui Petarung.org diruang kerjanya Rabu, (12/3/2025).
Ia menambahkan, Jimero merupakan salah satu sekolah jenjang SMK berstatus swasta yang berada di wilayah Sorong Timur, Kota Sorong, Papua Barat Daya beralamat di Jl. Arteri Sawa Gumu, Klawuyuk. Yang selama ini sudah kembangkan konsep sekolah murah dan gratis di Kota Sorong di internal sekolah. Dengan adanya rencana pemerintah untuk wujudkan pendidikan gratis, itu sebuah informasi berharga untuk kami, mengingat selama ini kami sudah kembangkan konsep itu.
“Ada jaminan kesejahteraan untuk guru Honor dan guru ASN saya yakin pendidikan gratis akan berlangsung sukses karena itu salah satu hal sulit yang kami alami selama ini. Tidak semua sekolah swasta punya guru ASN, kami hidup dengan guru honor, jika pendidikan gratis mohon setiap sekolah negeri maupun swasta data baik daftar guru honor untuk dikasi ke pemerintah. Sehingga diakomodir di Dapodik, untuk pembiayaan tenaga guru untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, karena kualitas pendidikan juga ada ditangan mereka” Ujarnya.
Ia menambahkan, SMK Jimero memiliki 154 siswa dan mereka dibimbing oleh 19 guru professional, di bidangnya dan diharapkan dapat memberikan kontribusi, dalam mencerdaskan anak bangsa di tanah ini. Namun kami hanya memiliki 18 guru Honor satu guru sudah pinda ke Bintuni karena dapat SK kontrak disana.
dari 18 guru itu hanya 2 guru yang PNS, sementara 10 lain diantaranya masuk guru Honor yang didata dalam honor daerah Papua Barat masa itu, mereka sempat mendapat gaji karena ada nama di daftar dapodik, sementara 6 sisanya adalah guru honor yang dibiayai oleh pihak sekolah.
“Pendidikan Gratis itu sangat baik karena membawa harapan bagi kondisi guru honor, jasa mereka untuk topang mutu pendidikan disetiap penyelenggaran pendidikan itu sangat terasa, hanya saja gaji mereka yang jauh dari kata cukup. selain itu hal penting lainnya adalah masalah sarana dan prasarana pendidikan,” ujarnya.
Saya berharap Tuhan berikan hikmat bagi pemimpin di Papua Barat Daya untuk wujudkan pendidikan gratis, jangan gratis hanya untuk sekolah negeri namun juga berlaku juga untuk kita yang sekolah swasta, sekolah berkebutuhan khusus dan pendidikan luar sekolah. selama ini kita kesulitasn kembangkan pendidikan murah dan gratis karena faktor pembiayaan kesejahteraan tenaga guru honor. (CR1)


