Sorong, Petarung.org- Aktivis Lembaga Intelektual Tanah Papua Cabang Sorong (LITP), Robertus Nauw sampaikan bahwa untuk kepentingan pendapingan pedagang mama-mama Papua. Dalam hal pendataan pedagang ini yang memang belum di data dengan baik.

Sehingga dipandang perlu untuk membangun data base dari pedagang mama-mama Papua, untuk melakukan pendataan. Baik itu mendata pedagang mama-mama Papua di pasar moderen Rufei Sorong, pasar eks Pasar Boswesen, pasar Sentral Remu, pasar Jembatan Puri dan di 19 pasar lingkungan dan pasar obor dan pondok pinang serta pedagang di emperan toko, pegiat ekonomi trotorat, pedagang mama-mama Papua yang dari daerah penyangga seperti Tambrauw, Raja ampat, Sorsel, Kab Sorong dan Maybrat.

“Hampir semua pedagang mama-mama Papua di Kota Sorong ini tidk punya data pasti soal pedagang dan dikesempatan ini, kami dari tim pendamping. Perkumpulan Pedagang Mama-Mama Papua Kota Sorong (P2MP-KS) melakukan pendataan ulang pedagang pedagang mama-mama Papua selama 1 minggu dan verifikasi selama 1 minggu,” ujar Robertus saat mendata pedagang mama-mama di Pasar Sentral Remu Sorong, Rabu, (30/4/2025)

Ia menambahkan, data pedagang yang kami himpun selama 2 hari pendataan ini, mulai data sejak Senin 28 April – 29 April 2025 ini sangat membantu, karena kita mendata berdasarkan, nama pelaku usaha, jenis dagangan, sifat usaha, tempat atau lokasi usaha, aktivitas pedagang, apakah petani sendiri, pemborong atau pedagang musiman.  

Dalam proses pendataan ini, pedagang mama-mama Papua antusias untuk memberikan data diri mereka, namun sayang banyak juga kisah pilu yang selama ini mereka hadapi soal data.

“Nyaris hampir semua, pelaku usaha pedagang mama-mama papua selalu di data dan diminta foto copy identitas diri mereka, dibuat dalam bentuk proposal dan dan didistribusikan entah ke dinas mana. dan proses kumpul data diri ini sudah sering terjadi di lingkungan pasar baik pasar sentral, pasar lingkungan dan di pondok pondok pinang hal ini yang terus terang menjadi pertanyaan mama-mama,” ujarnya.

Ia menambahkan, bahwa kami dari tim pendamping Perkumpulan Pedagang Mama-Mama Papua Kota Sorong (P2MP-KS) bertanggungjawab dengan proses pendataan pedgang selama 1 minggu ini, mengingat ini perintah langsung dari gubernur Papua Barat Daya, terkait data pasti pedagang mama-maa Papua di Kota Sorong sehingga kami melakukan pendataan dari awal, kami juga mendata beberapa pendagang penyangga yang dari luar Sorong dari 5 kabupaten di Papua Barat Daya

Ternyata mama-mama asli Papua, di lapangan selama beberapa tahun terakhir, sudah kenyang dengan kelakuan data lapalangan dan aktivitas kumpul KTP dan KK. karena mereka punya pengalaman yang buruk 10 tahun terkahir. mereka selalu kerja hanya kumpul KTP, KUMPUL KK dan foto jualan, namun sebagian mereka sampai hari ini. tidak perna diedukasi dan data data itu dukumpulkan untuk kepentingan apa, untuk dinas apa, untuk bantuan dari kab kota dan provinsi mana ? itu penting untuk kita sama-sama edukasi

“Pedagang mama-mama Papua, dalam hal kebutuhan data pedagang mereka trauma dan punya pengalaman buruk soal kerja kumpul KTP dan KK serta foto tempat jualan karena selalu dapat tipu dengan program tra jelas yang mereka sendiri tidak tau hasil akhirnya, sehingga dalam pendataan ini kita sangat hati-hati soal data ini” ujarnya. (CR1)