​Sorsel, Petarung.org- Keterbatasan dan kerusakan infrastruktur di Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan, memicu aksi swadaya masyarakat. warga Distrik Konda, Kabupaten Sorong Selatan Provinsi Papua Barat Daya Pada Rabu, (30/10/2025),gotong royong memperbaiki jembatan kayu yang menjadi urat nadi penghubung utama antara Distrik Konda dan Teminabuan.

​Jembatan ini, dan beberapa jembatan lain di Ruas Jalan Fan Otto, mengalami kerusakan parah dan membahayakan keselamatan pengendara. Kerusakan tersebut diduga kuat akibat tingginya intensitas kendaraan berat, khususnya truk pengangkut pasir dari lokasi penambangan (Galian C).

​Kepala Distrik Konda, Lukas Ani, S.I.P., bersama perwakilan masyarakat, menyampaikan keluhan dan permohonan serius kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong Selatan. Mereka mendesak agar Dinas Teknis segera mengambil tindakan terhadap kerusakan di Ruas Jalan Fan Otto.

​”Aktivitas galian pasir untuk pembangunan di kabupaten ini tidak akan berjalan lancar jika jalan dan jembatan di Ruas Jalan Fan Otto rusak berat. Kami mohon ada perawatan di sini,” ujar salah satu perwakilan masyarakat.

​Seentara itu, Lukas Ani memberikan ultimatum kepada Pemda. Masyarakat menuntut perbaikan segera, mengingat Distrik Konda adalah penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Sorong Selatan. Kontribusi PAD ini tidak hanya dari Galian C, tetapi juga komoditas perikanan seperti udang dan kepiting yang diangkut setiap hari.

​”Jika Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong Selatan tidak segera memperhatikan kondisi jalan kami dengan baik, maka kami akan menghentikan seluruh aktivitas pengalian pasir dan pengambilan udang, kepiting, dan lainnya,” tegas Kepala Distrik Lukas Ani.

​Ia menambahkan, Konda itu eks Ibu Kota Kecamatan dengan Kontribusi Besar ​Masyarakat Konda merasa layak dan berhak mendapatkan perhatian infrastruktur yang memadai. Mereka juga mengingatkan bahwa Distrik Konda memiliki sejarah penting dan pernah menjadi lokasi ibu kota kecamatan sebelum dipindahkan ke Teminabuan.

​Warga menegaskan bahwa mereka merasa menderita dan prihatin karena jalur distribusi utama komoditas yang menyumbang PAD besar tersebut dibiarkan rusak tanpa perhatian.  (CR2)