Oleh : Origenes Asmuruf (*)

Terlahir dari keluarga miskin, bukan sesuatu yang memalukan, namun jika kita mati dalam keadaan miskin itu sangat memalukan. Filosofi China ini yang membuat orang China kerja keras dan daya juang yang tinggi, agar jika mati tidak dalam kondisi kemiskinan karena itu sangat memalukan dan menyedihkan.

Mereka mau mati dalam keadaan terhormat karena mereka mau hidup mereka itu berkesan, dan menjadi kesaksian begi yang masi hidup dan ada sesuatu yang ditinggalkan dan juga bisa diteruskan bagi anak atau keluarga mereka

Apakah menjadi kaya itu berdosa?
Tuhan tidak melarang orang untuk menjadi kaya raya, sebab jika seseorang itu kaya raya, dia bisa dengan mudah membantu dan berbagi kepada orang lain.

Lebih baik tangan dari atas yang memberi dari pada tangan dari bawah yang terus meminta dan meminta, dan orang yang selalu meminta-minta karena Ia tidak punya atau tidak memiliki.

Meminta bantu bukanlah perbuatan yang salah jika itu di lakukan karena mendesak atau tidak punya untuk beberapa saat, tapi jika keseringan meminta itulah yang patut di pertanyakan.

Orang yang meminta-minta itu karena tidak mau berusaha, tidak mau bekerja keras, dan harapanya pada meminta belas kasihan atau meminta pertolongan dari orang lain.

Jangan perna miskin, karena tidak ada yang akan datang untuk memberi uang kepada mu terus menerus. Salah satu pegangan hidup bagi bangsa China sehingga, mereka harus terus bekerja mencari dan menciptakan peluang yang harus menghasilkan uang.

Jangan mengeluh, karena jika mengeluh terus menerus tidak akan menghasilkan, atau mendatangkan sesuatu yang di perjuangkan.

Perjuangan dalam pekerjaan tentunya banyak hambatan dan kendala yang di jumpai gagal bangkit dan bangun lagi dalam setiap usaha adalah hal yang wajar saja tapi itu tidak harus menjadi keluhan setiap hari.

Banyak orang China di Indonesia walau sudah jadi WNI, mereka tidak mau merengek-rengek dengan menjadi PNS, jika mereka mau saja, mereka tinggal bayar atau sogok saja langsung di terima di pemerintahan.

Orang China tidak mau jadi PNS karena hitungan dagang atau keuantungan, lebih menguntungkan berwiraswasta dibandingkan dengan duduk menghabiskan waktu dan tenaga di kantor pemerintah dengan bayaran yang tidak seberapa..

Hari ini banyak pemuda Indonesia terlebih khusus generasi muda orang Papua belum menyadari hal ini, masi saja merengek-rengek harus menjadi bagian dari Aparat Negara, padahal bangsa lain atau suku lain di luar Papua sudah berpikir lebih maju jauh ke depannya.

Begitu banyak peluang dan potensi ekonomi yang bisa di kerjakan, kapan saja dan di mana saja oleh siapa saja, dan itu juga bisa di kerjakan oleh anak muda Papua, namun sayang peluang dan potensi itu tidak di lihat baik oleh orang Papua.

Peluang itu hanya di lihat kemudian di kerjakan oleh mereka yang ingin berubah kehidupannya kearah yang lebih baik dari sekedar hanya hidup dan pasrah pada nasib/takdir tanpa mau merubah kehidupan menjadi lebih baik.

Perkembangan terus berjalan seiring ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, informasi juga cepat berkembang. Jumlah populasi manusia yang terus berkembang dan menambah jumlah imigran yang terus berdatangan ke Tanah Papua atau kemana saja.

Bagi masyarakat lokal atau pribumi setempat hal ini menjadi peluang tapi juga ancaman, siapa yang menolak perubahan dengan bermalas malasan atau tidak berjuang dan bekerja keras maka bersiaplah jadi penonton dan tergilas oleh kejamnya perubahan zaman yang datang bagai tsunami meluluh lantakan. SALAM

(*) Penulis adalah Pengusaha Asli Papua di wilayah Papua Selatan