Tambrauw, Petarung.org- Dinas Pendidikan Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya Gelar Sosialisasi Pendidikan Inklusif bagi 17 guru di Wilayah Distrik Kebar.

Kegiatan sosialisasi yang dihadiri oleh, Roni S. Kadang, S.Pd. Koordinator Pengawas Sekolah dan Tim Kerja Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Kab.Tambrauw. Dalam Sosialisasi di SMP Negeri Kebar (22/9/2024) mengatakan bahwa, sosialisasi ini penting untuk merubah kebiasaan guru dalam proses belajar mengajar.

Agar ke depan sistem layanan pendidikan yang mengatur agar siswa dapat dilayani di sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya, tanpa harus dikhususkan kelasnya, siswa dapat belajar bersama dengan aksesibilitas yang mendukung untuk semua siswa tanpa terkecuali termasuk siswa difabel.

Kegiatan sosialisasi ini penting untuk setiap sekolah dan setiap guru di Tambrauw, terutama di wilayah Distrik Kebar, untuk wajib gelar pendidikan yang ramah terhadap semua, agar pendidikan tanpa diskriminasi dan selalu orientasi pada kebutuhan siswa.

“Sosialisasi ini penting untuk merubah kebiasaan kita guru-guru, agar dalam proses belajar mengajar kita wajib ramah anak, dan gelar pendidikan yang bebas tanpa diskriminasi, dan tidak ada pengecualian baik bagi siswa yang normal maupun bagi siswa-siswi yang berkebutuhan khusus untuk kita lindungi ” Ujarnya

Ia menambahkan kegiatan sosialisasi yang dimulai pada pukul 14:00 WIT sampai selesai ini di ikuti oleh Kepala Sekolah di tingkat SD, SMP, SMA di Kebar dan juga diikuti oleh oleh jajaran guru-guru di Kebar, baik guru PNS dan PPPK.
“Peserta yang ikut kegiatan sosialisasi pendidikan inklusif ini sebanyak 17 Orang, sedangkan yang hadir sebagai pemateri sebanyak 4 orang, Tim Sosialisasi Pendidikan Inklusif adalah Tince J. Masrikat, S.Pd (Pengawas Sekolah Kabupaten Tambrauw), Fajar Duwiri, S.Pd (Kepala SMP Negeri Kebar) dan Maria Dafrosa Sun, S.Pd (Pengawas Sekolah,” Tandasnya.

Sementara itu Bapak Markus seorang perwakilan guru yang juga peserta sosialisasi, saat ditemui Petarung.org usai kegiatan sosialisasi pendidikan inklusif mengatakan.

Ia secara pribadi sangat antusias mengikuti Kegiatan Sosialisasi tentang pendidikan Inklusif, karena hal ini sebagai informasi dan pengetahuan bagi guru untuk menghadapi kondisi siswa.

“Tidak semua siswa kita itu sama, ada juga siswa yang berkebutuhan khusus, dan sosialisasi ini sangat membantu kami guru untuk juga ikut bersikap dan sampaikan ke siswa agar perlakukan satu sama lain tanpa diskriminasi,” Ujarnya.