Petarung.org/Maybrat, Daun Taah (Daun Andong) dikenal dengan nama Latin CorAas Fruticosa atau Cordyline Terminalis, Andong dalam bahasa Maybrat disebut Daun Taah, sejenis tanaman yang biasanya digunakan untuk menghias rumah, dan juga sebagai pagar pembatas tanah. Ciri umum dari daun ini adalah warna hijau kemerahan, daun Taah juga memiliki manfaat yang besar, namun jarang bagi mereka yang tahu dan menggunakan sebagai daun herbal.

Taah dapat hidup di tanah kering maupun tanah basah, untuk melestarikannya tidak memerlukan perawatan khusus seperti penanaman tanaman hias pada umumnya, dalam budaya maybrat Taah ini juga memiliki banyak fungsi, yang konon bermanfaat baik bagi pengobatan, dan kepercayaan Masyarakat sorong di wilayah suku Maybrat (Ayamaru, Aitinyo dan Aifat). Suku asli Papua yang mendiami wilayah kepala burung, yakni di Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya.

Dalam liputan tim Petarungpapua.org yang dilakukan belum lama ini di beberapa wilayah di Maybrat, melaporkan bahwa Pemanfaatan Tanaman Taah bagi Masyarakat Maybrat, memiliki berbagai kepercayaan dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, salah satu tradisi yang masih dijaga hingga kini adalah penggunaan tanaman Taah untuk keperluan spiritual.

Tanaman Taah dipercaya memiliki kekuatan magis yang dapat mengusir setan dan menambah berkat jika ditanam di depan rumah dan tengah kebun. Makalah ini akan mengulas bagaimana masyarakat Maybrat memanfaatkan tanaman Taah, latar belakang kepercayaan tersebut, serta manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.

Kepercayaan terhadap kekuatan magis tanaman Taah merupakan bagian dari sistem kepercayaan animisme yang dianut oleh masyarakat Maybrat. Animisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda, tumbuhan, dan hewan memiliki roh atau kekuatan spiritual. Dalam konteks ini, tanaman Taah dianggap memiliki roh penjaga yang mampu melindungi pemiliknya dari roh jahat serta menarik energi positif atau berkat.

Tumbuhan ini dikenal oleh masyarakat Maybrat karena bentuk dan aroma khasnya yang dipercaya dapat menolak keberadaan setan, dan menambah rejeki bagi pemilik yang menanamnya.

Proses Penanaman tanaman Taah biasanya dilakukan dengan upacara adat, yang melibatkan tua tua adat dan anggota masyarakat. Lokasi Penanaman Umumnya dipilih adalah depan rumah warga, di tengah kebun sebagai simbol pusat energi positif yang mengusir Roh Jahat, karena tanaman ini juga dipercaya membawa berkat bagi masyarakat yang menananya. Ritual penanaman sering kali diiringi dengan doa dan persembayang kepada roh penjaga agar berkenaan melindungi kebun dan pemiliknya.

Manfaat tanaman Daun Taah atau Andong bagi masyarakat suku Maybrat antara lain :

1. Mengusir Setan

Masyarakat percaya bahwa aroma dan keberadaan tanaman Tah dapat mengusir roh-roh jahat yang mencoba mengganggu mereka.

Ini memberikan rasa aman bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kebun tersebut.

(Hasil Wawancara Bersama Sem Tahrin, Kampung Susumuk)

2. Menambah Berkat

Keberadaan tanaman Tah dianggap membawa energi positif yang meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen. Berkat yang diterima juga bisa berupa kesehatan, kesejahteraan, dan ketentraman bagi keluarga yang memiliki kebun tersebut.

(Hasil Wawancara Bersama  Tince Jitmau, Kampung Susumuk)

3. Menyembuhkan orang sakit

4. Menarik kain timur

5. Dipakai saat upacara adat misalnya

6. Bore ikan

7. Sekolah Adat

     (Hasil Wawancara Bersama Rut Singgir, Kampung Eway)

8. Sebagai Surat atau tanda untuk mengudang keluarga menghadiri acara adat

9. Sebagai surat pernyataan pada saat penyelesaian masalah

10. Sebagai bahan penyambutan murid baru sekolah adat (Wolfe atau Woun) Agar  memberikan kesucian bagi murid baru yang sekolah adat

   (Hasil Wawancara Bersama Agustinus Iek, Kampung Fategomi)

11. Menghilangkan hama dan juga hewan liar seperti babi, rusa yang merusak kebun

12.  Sebagai alat dipakai pada saat pengolahan minuman sageru atau enau yang baru dipotong atau iris yang berfungsi menambah hasil manuman yang baik

13. Mengusir Racun (Bosowa)

     (Hasil Wawancara Bersama Naftali Asmuruf, Kampung Fategomi)

Harapan dari beberapa masyarakat yang petarung temui dalam liputan ini,  mereka berharap Masyarakat Maybrat, dan juga pemerintah adat harus melestarikan tanaman Taah atau Andong ini, karena sudah menjadi bagian kepercayaan masyarakat sudah menjadi budaya, jika tidak dilakukan maka bukan tidak mungkin, kearifan lokal Masyarakat Maybrat dalam hal pemanfaatan Daun Taah ini kelak akan hilang. (*)