Oleh: Tim Petarung
(Lokasi Penelitian Jl. Belibis SP. 1 Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong)
Abstrak
Pakis Diplazium esculentum atau Fiddlehead Fern adalah pakis yang tumbuh hingga setinggi 1 m. Pucuk atau daun muda Fiddlehead Fern dikonsumsi sebagai sayuran, dijual di pasar lokal di seluruh Asia dan Kepulauan Pasifik. Daun bervariasi dalam ukuran, bipinnate, selebaran linier dengan tepi lobus hingga bergerigi. Suku Aifat Timur yang menempati jalan belibis dengan 2 (dua) Rukun Tetangga (RT) V dan Rukun Tetangga (RT) VI mata pencaharian masyarakat daerah ini adalah petani,Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan wiraswasta lainnya sejak tahun 1987 ada ± 4 kepala keluarga (KK),serta 4 rumah saja. Ada 2 (dua) Rukun Tetangga (RT) jumlah kepala keluarga (KK) di Kedua RT adalah 59 serta jumlah penduduk adalah 205 penduduk. Pakis atau yehet merupakan sayur yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Aifat Timur tengah kota seperti makan dan dijual, masyarakat menggantung kehidupannya pada tanaman ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif Terjadi perubahan ruang ada 17 kepala keluarga yang terancam tidak memiliki lapangan pekerjaan. Pemerintah Mengarahkan kebijakan ini dengan baik,akan mewujudkan kemandirian, menjamin ketersediaan pakis yang cukup,aman bermutu dan bergizi serta mengurangi potensi konflik bagi masyarakat Aifat Timur
Kata Kunci: Pakis sebagai Sumber Mata pencaharian Masyarakat Aifat Timur
A. Latar Belakang
Pakis Diplazium esculentum atau Fiddlehead Fern adalah pakis yang tumbuh hingga setinggi 1 m. Pucuk atau daun muda Fiddlehead Fern dikonsumsi sebagai sayuran, dijual di pasar lokal di seluruh Asia dan Kepulauan Pasifik. Daun bervariasi dalam ukuran, bipinnate, selebaran linier dengan tepi lobus hingga bergerigi. (Https://www,nparks.gov.sg.flora fauna web.)
Penduduk Asia Tenggara dan kepulauan di Samudera Pasifik. Paku ini biasanya tumbuh di tepi sungai atau di tebing-tebing yang lembab dan teduh. Pemanfaatan biasanya digulai (“gulai paku”) atau dijadikan lalap setelah direbus terlebih dahulu. Konsumsi mentah tidak dianjurkan karena mengandung asam sikimat yang mengganggu pencernaan manusia.(https://p2k.stekom.ac.id.ensiklopedia. Paku Sayur- Universitas STEKOM Semarang)
Lurah Klamalu merupakan salah kelurah yang berada di Distrik Mariat Kabupaten Sorong, Kelurahan ini ditempati oleh berapa Suku Moi,Jawa,Sumatera,Sulawesi dan Maluku, Papua dan suku lainnya.
Suku Papua didalam ada suku Aifat Timur yang menempati jalan belibis dengan 2 (dua) Rukun Tetangga (RT) V dan Rukun Tetangga (RT) VI mata pencaharian masyarakat daerah ini adalah petani,Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan wiraswasta lainnya sejak tahun 1987 ada ± 4 kepala keluarga (KK),serta 4 rumah saja.
Sampai saat ini dimekarkan menjadi 2 (dua) Rukun Tetangga (RT) jumlah kepala keluarga (KK) di Kedua RT adalah 59 serta jumlah penduduk adalah 205 penduduk, semua keluarga menggantungan hidupnya pada hasil pertanian seperti Ubi-Ubian,Pisang,Sayur Gohi dan pakis Diplazium esculentum atau dalam bahas Maybrat disebut Yahet yang sudah disediakan oleh alam.Untuk sayur masyarakat di kedua Rukun Tentangga (RT) banyak menanam dan mengkonsusi sayur pakis (Yacht)
Pendapatan sebagian masyarakat tergantung pada sayur Paksi (Yacht), Tumbuhan ini biasanya tumbuh ditanah yang basah dan dekat pinggir air berkembangbiak dengan daun dan batang, setelah besar daun diambil untuk sayur dan dijual untuk untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kehadiran pakis (Yacht) sangat menunjang masyarakat Aifat Timur yang berada di daerah tersebut,tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli sayur tetapi cukup masuk ke hutan dan mengambil untuk dikonsumsi, hal tersebut membuktikan bahwa seluruh orang Papua menggantungkan hidupnya dari alam, bagi orang Papua hutan adalah Mama bagi orang Papua.
Pakis Diplazium esculentum sebagai penunjang ekonomi masyarakat mulai dari biaya anak sekolah,beli bahan makanan dan menunjang kebutuhan lainnya tanpa pakis kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena kami orang Papua belum memiliki keahlian untuk menanam sayur yang lain dan menjaganya (Informan YA.05/04/2023)
Cara yang untuk menjaga pakis agar tetap lestari adalah menyiapkan lahan untuk menanamnya untuk menopang kebutuhan warga masyarakat Sebab tanpa pakis kita akan kehilangan mata pencaharian. Masalah yang dihadapi masyarakat adalah tidak tersedianya lahan bagi masyarakat karena terjadi perubahan tata guna lahan.
Banyak kebutuhan masyarakat akan tidak dipenuhi dengan baik, sehingga kejahatan sering terjadi seperti pencurian, pembunuhan dan lain-lain sering terjadi,bahkan terjadi antara orang Papua sendiri, karena tidak tersedianya lapangan kerja dengan baik bagi orang Papua untuk memenuhi kebutuhan Ekonomi.
Tanah Papua memang penuh dengan kekayaan yang melimpah tetapi manusianya belum memiliki kemampuan yang baik untuk mengolah tanahnya, terutama pada bidang pertanian lebih khususnya tanaman pakis (yacht) ini.
Agar menuju Papua Tanah Damai pemerintah harus membekali orang Papua dengan baik agar bisa mengolah hasil kekayaannya sendiri agar menjadi tuan di negeri sendiri bukan menjadi objek dalam pembangunan.
B. Bahan dan Metode
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Bahan atau objek dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan liar disebut Pakis Diplazium esculentum atau dalam bahasa Maybrat disebut Yahet yang digunakan sebagai sumber pangan masyarakat Aifat Timur di Jalan Belibis SP I Distrik Mariat Kabupaten Sorong.
C. Waktu dan Tempat Pengumpulan Data
- Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan bersama masyarakat yang menanam pakis di Jalan. Belibis SP. 1 Kelurahan Klamalu Distrik Mariat Kabupaten Sorong. Penelitian ini dilakukan pada 5 April 2023 – 13 Mei 2023 - Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan metode kualitatif merupakan suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998). Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami (to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitik beratkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang saling terkait. - Teknik Pengumpulan Data
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah pengamatan (observasi) dan wawancara langsung bersama para petani pakis dan mengamati proses merawat pakis pada lokasi penelitian, serta menjaga pakis dengan baik oleh masyarakat.
D. Pembahasan dan Hasil Penelitian
a. MORFOLOGI PAKU ATAU PAKIS SAYUR (Diplazium esculentum)
Menurut Anonim (2008a), Sistematika Paku Sayur (Diplazium esculentum Swartz ) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Bangsa : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Diplazium
Spesies : Diplazium esculentum Swartz
Tumbuhan paku (paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Paku sayur (pakis) adalah salah satu dari 20,000 jenis spesies tumbuhan yang diklasifikasikan ke dalam divisi pteridophyta dan juga lebih dikenal sebagai filicophyta.
Pteridophyta merupakan tumbuhan kormofita karena sudah berupa akar, batang dan daun yang sesungguhnya. Pteridophyta berakar serabut dilindungi oleh kaliptra. Sel-sel akar sudah berdiferensiasi menjadi kulit luar (epidermis), kulit dalam (korteks), dan silinder pusat yang terdiri dari xilem dan floem yang konsentris.
Batangnya sudah memiliki jaringan pengangkut yang konsentris. Daun menurut bentuknya ada daun mikrofil (daun kecil), dan daun makrofil (daun besar) dan menurut fungsinya ada tropofil (untuk fotosintesis) dan sporofil (penghasil spora) (Sudewi, 2008).
Kelas Filicinae meliputi beraneka ragam tumbuhan yang menurut bahasa sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau pakis yang sebenarnya. Dari segi ekologi tumbuhan ini termasuk hidrofit, banyak tumbuh di tempat-tempat yang teduh dan lembab, sehingga di tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran yang terlalu intensif. Semua warga Filicinae mempunyai daun- daun besar (makrofil), bertangkai, mempunyai banyak tulang-tulang. Waktu masih muda daun ini tergulung pada ujungnya, dan pada sisi bawah mempunyai banyak sporangium (Tjitrosoepomo, 1989).
Batang mengeluarkan banyak akar, tetapi jika tidak dapat masuk kedalam seakan-akan akar-akar menyelubungi batang. Kekuatan batang diperoleh dari berkas-berkas pengangkut yang masing-masing mempunyai susunan konsentris, lempeng-lempeng sklerenkim, dan kadang-kadang akar itu diselubungi oleh akar- akar pendek yang kaku. Kebanyakan tumbuhan paku berupa terna dengan rimpang yang mendatar dan biasanya jarang bercabang. Daun yang masih muda dan selalu menggulung.
Tergulungnya daun itu disebabkan karena sel-sel pada sisi bawah daun lebih cepat pertumbuhannya, dan baru ditiadakan dengan terbukanya daun (Tjitrosoepomo, 1989).
Menurut Anonim (2008a), Paku sayur adalah tumbuhan vaskuler yang jauh lebih berbeda dari lycophytes primitif karena memiliki daun-daun sejati (megapills). Pakis mempunyai daur hidup yang dianggap sebagai pertukaran generasi, yang dicirikan dengan adanya sporofit diploid dan fase gametofit haploid. Daur hidup dari paku sayur (pakis) ini dimulai dari fase sporofit diploid yang menghasilkan spora haploid melalui meiosis. Spora berkembang melalui pembelahan sel menjadi gametofit dimana tipe ini terdiri dari fotosintesis protalium.
Gametofit menghasilkan gamet (sperma dan sel telur sering berada dalam protalus yang sama) melalui mitosis. Ketika terjadi pembuahan pada sel telur yang menyebabkan perpindahan flagellata sperma dan sisanya akan dilekatkan pada protalus. Pembuahan pada sel telur berubah menjadi diploid zigot dan berkembang melalui mitosis dan berubah menjadi sporofit (tumbuhan pakis).
Pada suku Polypodiaceae, letak sorus pada tepi atau dekat tepi daun, dapat pula pada urat-urat, berbentuk garis, memanjang, dan bulat. Sporangium kadang- kadang menutupi seluruh permukaan bawah daun yang fertil. Sporangium bertangkai dengan anulus vertikal, tidak sempurna, jika masak, pecah dengan celah melintang. Indusium ada atau tidak ada, melekat pada satu sisi saja, kadang- kadang berbentuk ginjal atau perisai dengan rata atau bertoleh.
Rimpang merayap atau berdiri, mempunyai ruas-ruas yang panjang, jarang memperlihatkan batang yang nyata. Daun bermacam-macam tunggal atau majemuk, dengan tulang yang bebas atau saling berdekatan. Akar dan daun seringkali bersisik (Tjitrosoepomo,(1989).
Paku sayur (pakis) hidup di daerah yang memiliki habitat yang luas, pegunungan yang tinggi hingga ke padang yang kering dan permukaanya berupa batu karang, ke badan air di daerah terbuka. Secara umum pakis dapat dianggap sebagai spesies di habitat marginal dan sering berpindah di tempat dimana faktor lingkungan membatasi keberhasilan perkembangan bunga tumbuhan. Selain itu, paku sayur (pakis) juga dapat tumbuh di daerah rindang, lembab, hutan dan rawa- rawa (Anonim, 2008a).
b. CARA MEMANFAATKAN PAKIS BAGI ORANG AIFAT TIMUR
Berdasarkan hasil penelitian pakis dimanfaatkan oleh masyarakat Aifat Timur menjadi 2 (dua) yaitu dimakan dan dijual.
- MAKAN
Sesuai hasil wawancara bersama masyarakat Aifat Timur di lokasi penelitian, Sejak tahun 1987 masyarakat Aifat Timur menempati wilayah ini sampai sekarang mereka menggantungkan hidupnya pada sayur pakis terutama digunakan sebagai sayur karena mudah didapat dan tidak mengeluarkan biaya untuk membelinya atau gratis, Hal tersebut juga sudah mengurangi biaya untuk membeli sayur dan uang tersebut bisa disisihkan untuk memenuhi kebutuhan lain.
Manusia pada umumnya hidup karena makan,tanpa makan manusia akan makan mati dan untuk mendapatkan makanan manusia harus berusaha keras untuk memperolehnya . Di Sore hari kami dapat mewawancarai seorang pemuda 30 Tahun menyampaikan bahwa pakis ini sangat memudahkan masyarakat Aifat Timur karena dari kecil kita hidup disini sayur sehari-hari yang kita makan adalah pakis,sayur ini sangat membantu, Sa (Saya) kalau pulang sekolah dan kuliah tidak ada sayur, saya masuk kehutan dan ambil pucuk sayur pakis dan bawa masak,kemudian masak dan makan dengan nasi.
Menjadi masalah bagi kami adalah tanah yang ditumbuhi sayur pakis ini sudah milik orang lain atau tanah bersertifikat,di suatu saat orang datang mendirikan rumah atau bangunan lain.pakis yang kita jadikan sayur itu akan punah,bagaimana dengan kehidupan kita ditempat ini,apalagi kita yang belum memiliki lapangan kerja seperti ini,untuk memenuhi kebutuhan sayur kita bisa mencuri atau melakukan kejahatan lain untuk memenuhi kebutuhan kami.
Karena rata-rata orang Papua ini belum memiliki skil yang baik dalam bidang pertanian,Tanah Papua ini yang harus diperbaiki adalah manusia bukan tanahnya kalau manusia hidup dengan serba kecukupan terutama pangannya,maka tanah Papua pasti akan damai. Saat ini banyak orang muda Papua yang melakukan kejahatan.
Kejahatan itu dengan tujuan bertahan hidup bukan untuk ingin kaya.menurut saya ada dua tipe orang ingin mencuri yaitu mencuri untuk memperkaya diri dan mencuri untuk bertahan hidup. kami masyarakat Papua menengah kebawah ini mencuri untuk bertahan hidup.
Kejahatan adalah perbuatan jahat, yang mengingkari fitrah kemanusiaan. Setiap perbuatan atau tindakan merusak, mempengaruhi atau merubah sistem dalam arti luas, melanggar norma-norma yang disepakati untuk ditaati,adalah jahat. Dengan demikian kejahatan dapat merugikan masyarakat.( Wahyu Widodo).
Ada dua faktor yang mempengaruhi kejahatan yaitu :
- Faktor intern, yaitu motivasi atau dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan, yang meliputi:
a. Intelegensia
b. Usia
c. Jenis kelamin - Faktor ekstern, yaitu motivasi atau dorongan yang timbul karena pengaruh dari luar diri seseorang, yang meliputi:
a. Pendidikan
b. Keluarga
c. Ekonomi (.Wahyu Widodo).
Banyak orang muda Papua melakukan kejahatan dan kekerasan karena faktor ekonomi terutama masyarakat Papua yang berada di tengah perkotaan besar,tidak memiliki pekerjaan tetap mereka harus melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan mereka setiap hari,sebab orang Papua masih menggantungkan hidupnya pada Hutan dan hasil pertanian sebagai sumber penopang kebutuhan, seperti sayur Pakis ini,yang tumbuh secara alami di hutan.
Hutan merupakan tatanan tinggi dalam ruang wilayah orang Papua pada umumnya mencari makanan,karena hutan memberikan nilai penting bagi kehidupan masyarakatnya .Dari hutan masyarakat bisa mendapatkan sumber-sumber penghidupan seperti air,sayur-sayuran dan bahan-bahan untuk untuk membuat bangunan .kemudian,dari hutan lah budaya-budaya masyarakat Papua muncul. Kelestarian hutan menjamin ketersedian sumber-sumber penghidupan masyarakat Papua.
Kondisi ekosistem hutan yang masih lestari akan menyediakan ruang habitat yang sesuai bagi hewan dan tumbuhan untuk melangsungkan kehidupannya sehingga populasi dari hewan dan tumbuhan masih melimpah di alam. (Forest Watch Indonesia “ Bioregion Papua Hutan Dan Manusia Papua”)
Dengan bertambahnya penduduk di kelurahan Klamalu membuat sehingga ruang akan dialihfungsikan menjadi pemukiman semakin banyak.sehingga tempat yang ditumbuhi pakis akan berdampak dan bisa akan menjadi punah.
Saat ini Undang-Undang Otsus Papua, sebatas hanya norma yang dibuat tetapi kenyataan norma tersebut tidak diterapkan dengan baik untuk mengakomodir kehidupan orang Papua contoh orang amber mereka jual pinang dengan harga murah dengan sendirinya sudah menutupi orang Papua.
Bagaimana sumber daya Manusia Papua mau berkembang sedangkan mama-mama di pasar pinang tidak dibeli dengan baik sehingga bisa menutupi biaya anak sekolahnya. Jadi Pakis dan kehidupan orang Aifat Timur sudah menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Aifat Timur ditengah kota sebagai penunjang ekonomi masyarakat.
Banyak kasus kejahatan dan kekerasan terjadi di tanah Papua ini,bukan saja masalah merdeka atau melepaskan diri dari Indonesia. Merdeka kata dasar adalah bebas berarti manusia tidak bisa hidup dalam pengaruh atau tekanan apapun,salah satunya adalah terhindar dari kelaparan,serta hidup serba kecukupan, masyarakat Papua sudah memenuhi kebutuhan dengan pasti tidak akan terjadi kejahatan dan pelanggaran. Hubungan manusia dengan lingkungan merupakan sesuatu sangat penting,sebab perilaku manusia juga dapat ditentukan oleh lingkungan ungkapan informan. (Informan OS : 06/05/2023)
Sebagai makhluk individu yang memiliki pemikiran-pemikiran yang baik dalam bertindak, manusia selalu identik sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya. Kehidupan dalam lingkungan menuntut mereka untuk berinteraksi dengan komponen lingkungan fisik baik biotik (hewan dan tumbuhan) maupun dengan komponen abiotic (tanah, air, batuan dan lain-lain) dan juga melakukan interaksi dengan sesama atau lingkungan sosialnya sehingga dalam hubungan tersebut ada timbal balik yang tergambar pada manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya pikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makhluk lainnya.
Di sini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala. Dengan berbagai tingkah laku, corak kepentingan, keinginan ideologi, pandangan nilai dan seterusnya. Baik buruknya kualitas lingkungan hidup akan mempengaruhi kehidupan manusia. Buruknya kualitas lingkungan dapat dikatakan adanya berbagai perubahan kondisi yang bisa berpengaruh buruk terhadap manusia. (Indarjani, Dkk” 2020). Ini
- DIJUAL
Sayur Pakis Diplazium esculentum sebagai penunjang kehidupan untuk kehidupan ditengah kota,kemudian kami berdiskusi dengan seorang mama
(Ibu) 55 Tahun ini menjelaskan bahwa pertama kali saya menanam pakis ini saya bruntus,setelah itu saya menanam segitiga pada usia pamen,saya ambil dijual dipasar,langsung dibeli orang karena pakis ini banyak disukai pembeli,satu kali panen bisa 50 sampai 95 ikat dengan biaya satu ikat adalah Rp 5000.000 (lima ribu rupiah),uang saya tabung untuk membiayai kebutuhan anak sekolah dan pembangunan rumah serta membiaya kebutuhan lainnya.
Anak pertama saya sudah selesai kedokteran di Uncen sekarang koas dan anak kedua sekarang Sekolah menengah perawatan jadi hidup kami ini hanya bergantung pada sayur pakis,sejak tahun 1990 sampai sekarang menjadi kendala kalau tempat ini sudah dibangun rumah,maka kebutuhan saya keluarga akan terganggu ungkap.
(Informan YK : 04/05/2023) - Menanam pakis ini banyak kekurangan dan kelibihan
Untuk menanam pakis Diplazium esculentum, masyarakat Aifat Timur memiliki kelebihan dan kekurang seperti disampaikan oleh pemuda 30 Tahun.
a. Kelebihan
Kelebihan dalam menanam pakis adalah cara penanaman yang sangat mudah dan bibit sudah tersedia oleh alam,saya ambil lalu tanan,satu kali tanam panen seumur hidup atau sampai anak cucu, kita hanya rawat saja,hal ini juga memudahkan saya, dengan ekonomi yang terbatas tidak harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk membeli pupuk.
Ini sayur lokal Orang Papua yang sudah disediakan alam untuk kita bagaimana lestarikan.
Untuk pembangunan Papua kita perlu penguatan pangan lokal Papua,karena adanya pangan lokal Papua Orang Papua bisa hidup, saya tidak punya keahlian untuk menanam sayur lain seperti wortel,kentang dan sayur lainya.
b. Kekurangan
Dalam menanam pakis saya,mengalami kekurangan tidak ada ketersedian lahan, lahan yang saat ini saya pakai adalah tanah orang yang sudah memiliki sertifikat suatu saat mereka bangun ya,pakis dengan sendirinya dibakar atau di gurur,hal kedua yang saya alami adalah dicuri orang lain,hal ketiga saya alami adalah hama pada sayur pakis,ungkap(Informan YA : 14/05/2023)
- Masyarakat Menanam Dan Mengambil Dari Hutan Pakis (Yacht)
Berdasarkan hasil Observasi dan wawancara,ada beberapa jumlah masyarakat Aifat Timur yang menanam Pakis (Yacht), Dibawah ini terdapat Nama-Nama masyarakat yang menanam dan mengambil pakis dari hutan,yang sampaikan mama 32 Tahun di adalah
Saya menanam pakis ini sejak tahun 2020 sampai saat ini ,tetapi pada umum ada menanam pakis tidak memiliki lahan, atau tanam dilahannya orang,semua ini dilakukan untuk menunjang kebutuhan kami agar tetap bertahan di tengah kota yang maju ini
Sebagian masyarakat mengambil dari hutan yang tumbuh liar dibersihkan untuk dimiliki pakis tersebut diambil untuk dikonsumsi dan dijual.ungkap
(Informan AA:07/04/2023)
Tabel 1. Masyarakat yang menanam, mengambil dari hutan dan kepemilikan lahan Pakis
No Nama –Nama Masyarakat Yang menanam Pakis Tidak menanam Kepemilikan Lahan
1 Ibu Maria Safuf √
Pribadi
2 Ibu Antonela Assem √
Pribadi
3 Ibu Paulina Kosamah √
Orang lain
4 Ibu Sara Maner √
Orang lain
5 Ibu Sisilia Worait √
Orang lain
6 Ibu Yulce Kamat √
Orang lain
7 Ibu Kristina Tamunete √
Orang lain
8 Ibu Sarce Frasawi √
Orang lain
9 Ibu Oktovina Basna √
Orang lain
10 Ibu Fonita Sasior √
Orang lain
11 Ibu Aploniaya Assem √
Orang lain
12 Ibu Amelia Kamat √
Orang lain
14 Ibu Regina Assem √
Orang lain
15 Ibu Maria Sasior √
Orang lain
16 Ibu Aksamina Kareth √
Orang lain
17 Ibu Yustina Mate √
Orang lain
Sumber: Hasil Wawancara bersama masyarakat Tahun 2023
- Cara Merawat Pakis
Ada beberapa cara untuk merawat pakis (Yacht) yang sudah di lakukan seperti yang sampaikan Mace (Wanita) 50 Tahun ini; (1). Pembersihan,(2). Pangkas Pohon yang rindang, (3). Pupuk Toko, (4). Pembersihan daun yang kering.
Selain itu kita orang Papua untuk bertani modern seperti suku lain (amber) ini tidak bisa kerana orang Papua ini tidak sabar,belum memiliki pengetahuan yang baik dalam bertani dan perlu kerjasama dengan pemerintah untuk penguatan kapasitas tentang pertanian modern.ungkap (Informan SW:08/04/2023) - MANFAAT PAKIS BAGI MANUSIA
Tumbuhan pakis merupakan salah satu tumbuhan yang banyak ditemukan di Indonesia. Tumbuhan pakis banyak ditemukan di Hutan tropis yang banyak tumbuh pada dasar hutan yang lembab. Hampir di seluruh daerah di Indonesia penyebaran tumbuhan pakis, mulai dari daerah pantai, dataran rendah, rawa, sawah, kebun sampai ke kawasan pegunungan. Sayuran pakis tidak dibudidayakan secara khusus dan merupakan tumbuhan sayuran hutan yang bersifat endemik, yang tumbuh liar tanpa campur tangan manusia.
Daun pakis juga dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan luka. pakis mengandung vitamin C yang tinggi. Fungsi vitamin C ini berkaitan dengan pembentukan kolagen dalam tubuh. Berdasarkan penelitian, pakis sayur memiliki senyawa fenol tinggi yakni 61,56mg/100gr, dan merupakan sumber antioksidan yang tinggi.
Tumbuhan pakis dikutip dari avrdc.org, mengandung banyak serat dan nutrisi seperti, antioksidan, antiinflamasi, serat (fiber), kaya akan nutrisi mikronutrien, beta karoten, asam folat, mineral (Ca, Fe, dan P).
Sumber kalsium, fosfor, besi dan vitamin B. Mencegah penyakit kardiovaskular, kaya vitamin A sumber macronutrients, bahkan omega 3 yang biasanya terdapat pada ikan.
Hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa olahan dari sayuran pakis memiliki kadar karbohidrat yang tinggi. Hasil uji proksimat abon pakis disajikan pada tabel berikut:
Tabel 1. Kandungan Gizi Abon Pakis Kandungan Gizi %
Kadar protein % 2,6575
Kadar Lemak % 6,6770
Kadar Air % 22,6226
Kadar Abu % 7,2067
Kadar Karbohidrat % 61.57
Tabel 2. Kandungan Gizi Pakis Krispi
Kandungan Gizi %
Kadar protein % 1,4000
Kadar Lemak % 33,4537
Kadar Air % 7,4445
Kadar Abu % 3,8183
Kadar Karbohidrat % 53.70
Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa kadar yang paling tinggi adalah kadar lemak sebesar 33,45 % dan kadar karbohidrat sebesar 53,%. Protein merupakan zat makanan yang penting bagi tubuh manusia karena berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh dan juga sebagai bahan pembangun dan pengatur. Sedangkan karbohidrat merupakan kalori utama dan beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat yang berguna bagi pencernaan, serta mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan.
(Wiwik Indrayeni DKK; 2020)
- Ancaman bagi Tanaman Pakis dan kehidupan Masyarakat
Sesuai hasil wawancara dan Observasi bersama masyarakat ada 17 Kepala Keluarga (KK) yang menggantungkan hidupnya pada tanaman pakis (Yacht) sebagai sumber penghasilan keluarga, seperti biaya anak sekolah,membangun rumah, membiayai pembayaran maskawin dan biaya kebutuhan rumah tangga lainnya,tetapi ada ancaman yang akan terjadi bagi tanaman pakis atau Yehet ini yaitu terjadi perubahan tata ruang.perubahan tata ruang yang dimaksudkan adalah tempat yang ditumbuhi tanaman pakis ini,tanah milik orang lain yang suatu saat akan dibangun pemukiman atau bangunan lainnya untuk kebutuhan usaha. Ada dua kepala keluarga saja yang memiliki tanah pribadi untuk menanam pakis.
Hal tersebut terjadi maka ada 15 kepala keluarga yang terancam tidak memiliki sumber penghasil tetap untuk membiayai kebutuhan mereka,maka akan terjadi pengangguran yang sangat luar biasa,bagi masyarakat Aifat Timur yang berada di wilayah ini,perubahan ruang ini merupakan ancaman serius untuk bagi mereka.
Selain itu juga ada faktor lain yang disebab oleh pemerintah seperti dalam proses perencanaan tata ruang atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ,Provinsi dan Pusat, Perlu pelibatan masyarakat lokal untuk bersama-sama menyusun,karena hanya masyarakat lokal yang mengerti wilayah adat mereka sendiri,seperti Dusun Sagu, Dusun Pakis, dusun buah sau,dusun daun gatal,Tempat Keramat atau wilayah lain yang berbasis adat yang sudah di pelihara sejak turun temurun karena itu sudah manjadi satu kesatuan bagian dari hidup dari kehidupan mereka,sebab ada beberapa tumbuhan yang telah disebutkan diatas perlu perlakuan khusus dan tumbuh juga di tempat khusus, Hutan bagi orang Papua adalah mama yang memberikan kehidupan bagi mereka,Pemerintah Pusat mau Pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di Papua perlu Pembangunan yang berbasis kearifan lokal Papua.
Hubungannya dengan apa yang diuraikan pada pendahuluan maka sangatlah penting apabila pembangunan daerah itu berbasis kearifan lokal. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan masyarakat yang direncanakan oleh lembaga pemerintah atau swasta yang dilakukan secara sistematis, yang di dalamnya sering mengalami hambatan atau kegagalan karena selalu bertentangan dengan nilai budaya (etika, aturan, resep, norma, hukum adat dan aturan khusus lainnya) yang dimiliki oleh masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan itu.
Perlu diketahui secara umum bahwa, kearifan lokal (local wisdom) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang Enos H. Rumansara-Memahami Kebudayaan Lokal Papua Suatu Pendekatan Pembangunan bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh masyarakat lokal yang menjadi sasaran pembangunan.Nilai-nilai budaya (etika, aturan, resep, norma, hukum adat) sangat penting dalam kehidupan masyarakat sebagai penduduk local sehingga secara tradisional diturunkan atau diwariskan secara turun-temurun. Nilai budaya ini merupakan suatu potensi sosial-budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang suatu suku bangsa sehingga sangatlah sulit untuk diganti dengan nilai baru yang sama sekali mereka tidak tahu. Mengapa demikian ? Karena nilai-nilai budaya inilah yang mengatur sistem sosial masyarakat, yaitu: etika, norma, aturan dan hukum adat yang mengatur tentang :
1) hubungan/relasi manusia dengan sang penciptanya,
2) hubungan/relasi manusia dengan sesamanya, dan
3) hubungan/relasi manusia dengan lingkungan
Aturan,norma dan hukum adat yang mengatur mengatur hubungan-hubungan inilah yang dikatakan sebagai kearifan lokal yang telah lama mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta, sesama, dan lingkungannya Secara tradisional setiap suku bangsa memiliki kearifan lokal yang berfungsi menjaga lingkungan lingkungan sosial dan alam dimana mereka tinggal. Sirtha, Nyoman mengemukakan bahwa Fungsi Kearifan Lokal bermacam-macam, antara lain :
Θ Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam;
Θ Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia;
Θ Berfungsi untuk pengembangan ke- budayaan dan ilmu pengetahuan;
Θ Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan;
Θ Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara dan penyucian roh leluhur.
Θ Berfungsi untuk menciptakan hubungan harmonis antar manusia, kelompok, kelompok etnik dan umat beragama.
Θ Dan fungsi lainnya.
Melihat kepada apa yang dikemukakan di atas, maka sangat penting apabila suatu program pembangunan harus memperhatikan nilai kearifan lokal dalam penyusunan dan pengembangan suatu program. Dalam arti pembangunan yang berbasis kearifan lokal adalah pembangunan yang menghendaki perencanaan pembangunan harus bersifat perencanaan dari bawah.( https//Media.neliti.com) - Politik Pangan Nasional
Pemerintah hari kini memaksa seluruh masyarakat Indonesia dengan mengkonsumsi Nasi sebagai makan pokok Indonesia, Pemerintah lupa kalau Negara Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki tradisi dan budaya berbeda yang telah diwariskan oleh leluhur mereka masing-masing untuk tetap dilestarikan.Bagi kami adalah salah satu pasal dalam Undang –Undang Dasar 1945 yang sangat merugikan masyarakat Indonesia yaitu pasal 33 ayat 3 menyatakan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pasal ini memberikan ruang sebesar-besarnya kepada Negara untuk menguasai dan mempergunakan hasil potensi yang ada untuk kemakmuran rakyat tetapi faktanya daerah yang potensi alamnya dikeruk tidak mendapatkan tidak hasil sesuai . Salah satu contoh dari penggunaan dampak dari pasal ini adalah Negara menjadi lumbung pangan nasional di merauke seperti yang dimuat dalam media kompas di bawah ini:
Limbung Pangan Di Merauke
Pembangunan lumbung pangan di Merauke dengan meminggirkan sistem pangan Marind-anim telah memicu kerentanan pangan dan kesehatan orang asli Papua. Hal ini merupakan bentuk gastro kolonialisme
JAKARTA, KOMPAS – Proses panjang cetak sawah di Merauke telah menjadikan wilayah paling timur Indonesia ini sebagai lumbung beras di Papua. Sekalipun surplus beras, skema pembangunan yang dirancang untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional itu menyebabkan masyarakat lokal di Merauke lumbung pangan.
Upaya membangun lumbung beras dengan berbagai proyek cetak sawah di Merauke telah dimulai sejak 1955 saat Papua masih dikuasai Belanda, dengan dibangunnya rice bedrifjk (perusahaan padi) dan cetak sawah di Distrik Kurik. Setelah menjadi bagian Indonesia, upaya cetak sawah baru di Merauke terus dilakukan dengan mendatangkan para transmigran sejak 1970-an.
Perubahan lahan besar-besaran di Merauke terutama terjadi setelah hutan telah menjadi bagian penting dari sistem pangan mereka dikonversi untuk proyek Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010. Sejak itu, sekitar 1,2 juta hektar tanah dan hutan yang sebelumnya menjadi ulayat Marind Anim dikonversi, di bawah slogan “beri makan Indonesia dan beri makan dunia.”
Setelah sempat terhenti, Presiden Joko Widodo menghidupkan kembali cita-cita menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan itu. Rencana lumbung pangan di Merauke telah menjadi bagian dalam program ketahanan pangan nasional dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi dan penguatan transformasi di berbagai sektor.
“Tak hanya menyebabkan kerentanan pangan, kebijakan pembangunan seperti ini juga berpotensi menghapus identitas budaya, pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal tentang pangan dan kesehatan.”
Peraturan Presiden Nomor 108 Tahun 2022 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2023 menyebutkan, program food estate menjadi proyek prioritas strategis dan Merauke menjadi salah satu lokasinya. Upaya cetak sawah baru terus dilakukan, sejalan dengan pembukaan hutan untuk agroindustri perkebunan dan kayu.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Yosefa Loise Rumaseuw, yang ditemui di Merauke, Senin (14/11/2022) mengatakan, “Merauke telah surplus beras.”
Menurut dia, hingga akhir 2021, jumlah lahan yang ditanami padi di Merauke mencapai 61.816 ha per tahun dan bisa menghasilkan sekitar 300.000 ton gabah kering dari dua kali masa panen. Sedangkan hingga akhir 2021, total produksi beras di Merauke mencapai 154.000 ton, sementara kebutuhan konsumsi beras di daerah ini hanya sekitar 25.000 ton. Pengiriman kelebihan beras dari Merauke telah dilakukan hingga luar pulau, terutama ke Pulau Jawa.
Menurut Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Erwin Noorwibowo, realisasi cetak sawah di Kabupaten Merauke sepanjang 2015-2019 mencapai 8.915 hektar. “Data realisasi yang disampaikan oleh Dinas Pertanian Provinsi Papua menunjukkan, pemanfaatan cetak sawah di Papua mencapai produktivitas 2,5-4,5 ton per ha,” katanya saat ditanya terkait produktivitas sawah hasil cetak sawah di Merauke, Senin (12/12/2022).
Erwin juga mengatakan Kementerian Pertanian tidak merencanakan program cetak sawah sejak 2020. Pengembangan pangan melalui perluasan lahan di Papua, khususnya Merauke, juga belum direncanakan.
Hilangnya Kemandirian Pangan
Sementara itu, reportase di perkampungan yang dihuni orang Marind Anim di Merauke menemukan, pembangunan lumbung pangan di Merauke telah memicu pergeseran pola pangan yang menyebabkan berbagai masalah gizi dan kesehatan.
Dari sebelumnya mengonsumsi makanan tradisional yang bisa diambil dari hutan, seperti sagu, umbi-umbian, dan daging liar, orang asli Papua (OAP) itu kini tergantung pada makanan yang harus dibeli dari luar kampung, utamanya beras dan mie instan.
Yuvita Mahuze (30), warga Kampung Baad, Distrik Animha mengatakan, sehari-hari keluarganya mengonsumsi beras. “Tadi pagi masak beras sama mi (instan), siang juga sama. Kalau malam ini tidak tahu, mungkin nasi kosong saja,” kata dia. Nasi kosong, sebutan untuk nasi putih tanpa lauk, itu biasanya dibeli dari uang hasil suaminya mencari ikan.
“Sudah jadi pengetahuan umum orang di Merauke sudah beralih ke nasi dan mie instan, tetapi kami belum punya data rinci mengenai ini,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke, Martha Bayu Wijaya.
Data tentang pola konsumsi di Merauke hanya ada dalam skala kabupaten, sehingga bisa.
Bias perkotaan. Sejauh ini belum ada data perubahan pola konsumsi dan implikasinya bagi kehidupan sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat di level kampung, terutama perkampungan yang dihuni OAP.
Untuk itu, tim Kompas juga melakukan survei kuantitatif di empat kampung yaitu Zanegi, Baad, Bokem, dan Wonorejo. Kampung Zanegi dan Baad di Distrik Animha dihuni oleh Marind Anim. Warga Zanegi sebagian besar bekerja sebagai pengumpul dahan dan sisa kayu tebangan untuk dijual ke perusahaan hutan tanaman industri (HTI), yang beroperasi di kawasan ini sejak 2009.
Warga Kampung Baad mayoritas bekerja sebagai pencari ikan dan pemburu. Sekalipun hutan di Kampung Baad juga masuk ke konsesi HTI, pembukaan hutan baru dimulai akhir-akhir ini sehingga belum berdampak signifikan.
Bokem, Distrik Merauke dihuni campuran transmigran dari berbagai daerah dan beberapa suku asli Papua dengan profesi utama bercocok tanam padi. Selain Marind Anim di Bokem juga ada orang Duyu dan Mandobo, yang bermigrasi dari Kabupaten Boven Digoel. Sedangkan Wonorejo, Distrik Kurik merupakan kampung awal transmigran di Merauke dengan profesi utama petani padi.
Survei menemukan, masyarakat di empat kampung ini telah mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Di kampung yang dihuni OAP, mie instan juga menjadi makanan pokok kedua setelah beras, lebih tinggi dari konsumsi sagu dan umbi-umbian. Bahkan 5 dari 10 penduduk Kampung Zanegi dan Baad penduduknya makan mie instan setiap hari.
Untuk protein, masyarakat di Zanegi masih mengandalkan daging dari hasil berburu, rata-rata dua hari dalam seminggu. Namun, menurut Bonifasius Gebze (62) tokoh adat dan mantan Kepala Kampung Zanegi, sebagian besar daging buruan dijual. “Untuk konsumsi keluarga hanya hati, tulang dan kulit. Padahal, sekarang hasil buruan juga sudah berkurang, jadi tidak tiap hari dapat hasil,” kata dia.
Hasil survei juga menunjukkan, sebagian warga Zanegi mulai beralih mengkonsumsi telur ayam, ikan kaleng, dan daging kaleng yang dibeli dari kios di kampung. Sedangkan konsumsi daging ayam biasa didapatkan satu paket dengan nasi yang dijual pedagang dari kampung transmigran.
Sedangkan untuk Kampung Baad, sumber utama protein didapatkan dari ikan yang didapatkan dari Sungai Kumbe dan rawa-rawa sekitar kampung. Selain itu, mereka juga masih mengandalkan daging dari hasil buruan. Namun, seperti di Zindagi, mayoritas daging dari hasil berburu dijual.
Survei juga menunjukkan, warga Zanegi memiliki pendapatan paling rendah dibandingkan dengan tiga kampung lain dengan 81,3 persen di bawah Rp 1 juta per bulan. Sebaliknya, masyarakat Kampung Baad berpendapatan paling tinggi dengan mayoritas (22,1 persen) sebesar Rp 1 juta-2 juta per bulan, disusul 17,6 persen berpendapatan di atas Rp 6 juta.
Sekalipun pendapatannya paling tinggi, pengeluaran di Baad juga paling tinggi. Pendapatan warga di Baad maupun Zanegi, rata-rata habis dibelanjakan untuk membeli bahan pangan, utamanya membeli beras yang harganya di kampung Rp 12.000 per kg, selain berbagai barang konsumsi lain seperti mie instan, sayur, rokok, sirih pinang, hingga minuman berpemanis. Pengeluaran untuk konsumsi ini, jauh lebih tinggi dibandingkan Kampung Wonorejo dan Bokem, yang mayoritas bisa memproduksi pangan sendiri.
Kondisi Kesehatan Anak
Dari survei di empat kampung ini, bisa dilihat bahwa Kampung Zanegi memiliki kerentanan pangan paling tinggi, terutama karena ketersediaan pangan di alam yang berkurang karena sebagian hutan mereka telah dikonversi menjadi HTI. Di sisi lain, kemampuan ekonomi mereka juga paling lemah dengan harga bahan pangan lebih mahal.
Situasi ini menyebabkan buruknya kondisi kesehatan gizi masyarakat. Kasus gizi buruk pada anak-anak ditemukan di Zanegi tiap tahun, sebagian diantaranya meninggal dunia dengan berbagai komplikasi kesehatan.
Nuraini, bidan di Puskesmas Pembantu Zanegi mengatakan, tahun ini ditemukan dua kasus gizi buruk di kampung ini. Sebelumnya tercatat tiga kasus, selain ada sejumlah kasus gizi kurang. “Beberapa anak meninggal saat usianya belum setahun,” kata dia.
Menurut Nuraini, salah satu penyebab kasus gizi buruk terus muncul adalah kurangnya asupan gizi, khususnya protein. Masyarakat, baik itu orang dewasa maupun anak-anak, lebih banyak mengonsumsi karbohidrat, utamanya nasi dan mie instan.
“Di sini ikan sudah susah. Rusa juga kurang. Kalau ada, dagingnya dijual, terus uangnya beli beras, beli mie instan,” ujarnya. Selain itu, para ibu menyusui yang juga kekurangan gizi sulit untuk memenuhi kebutuhan air susu ibu (ASI) anak-anak mereka.
Data Dinas Kesehatan Merauke juga menunjukkan, tingkat stunting di Zanegi sangat tinggi dengan tren meningkat. Pada 2021, dari 58 anak bawah lima tahun (balita) yang diukur di Zindagi, 10 diantaranya stunting atau prevalensinya 17,2 persen. Sedangkan hingga Agustus 2022, dari 38 anak balita yang diukur, sebanyak 14 di antaranya mengalami stunting atau prevalensinya 36,8 persen.
Persoalan gizi juga ditemukan di Kampung Baad. Kepala Pustu Baad, La Zalika mengatakan, meski Kampung Baad terkenal sebagai penghasil ikan, masyarakat lebih memilih menjual ikan dan mengonsumsi makanan instan ataupun jajanan. Akhirnya, asupan gizi pun tidak maksimal.
Persoalan gizi juga ditemukan di Kampung Baad. Kepala Pustu Baad, La Zalika mengatakan, meski Kampung Baad terkenal sebagai penghasil ikan, masyarakat lebih memilih menjual ikan dan mengonsumsi makanan instan ataupun jajanan. Akhirnya, asupan gizi pun tidak maksimal.
Harry Woersok, Direktur Perkumpulan Petrus Vertenten Missionariorum Sacratissimi Cordis Papua di Merauke mengatakan, temuan survei tim Kompas ini menunjukkan, kebijakan pembangunan saat ini belum menunjukkan perubahan yang signifikan sejak kebijakan MIFEE. “Ini sejalan temuan kami di lapangan juga bahwa model pembangunan di Papua, khususnya Merauke cenderung memarginalkan OAP,” kata dia.
Dia menambahkan, pergeseran pola pangan yang disebabkan pembongkaran hutan yang sebelumnya menjadi ruang hidup masyarakat merupakan bentuk penjajahan pangan (gastro colonialism), sebagaimana diungkapkan Sophie Chao, antropolog dan sejarawan dari Universitas Sydney dalam laporan studinya tentang Merauke
“Tak hanya menyebabkan kerentanan pangan, kebijakan pembangunan seperti ini juga berpotensi menghapus identitas budaya, pengetahuan dan keterampilan masyarakat lokal tentang pangan dan kesehatan,” kata Harry.
Istilah gastro kolonialisme sendiri awalnya dipakai Craig Santos Perez, peneliti dari komunitas adat Chamoru di Kepulauan Pasifik-Guam, untuk menggambarkan erosi jalan pangan dan kesehatan masyarakat Hawaii yang dipicu oleh impor massal, dan meningkatnya ketergantungan masyarakat lokal pada komoditas olahan murah yang diproduksi oleh konglomerasi multinasional (Kenyon Review, 2013). (https//www.kompas.id” Limbung Pangan Di Merauke )
- Menbangun Papua Tanah Damai
Sesuai ulasan diatas Suku Aifat Timur dan Marind-anim diatas konsep Pemerintah hari ini,yang coba meminggirkan masyarakat lokal atau masyarakat Papua tanah leluhur mereka.
Hal tersebut dapat memicu konflik yang sangat besar,konflik horizontal ini,bisa memicu korban jiwa karena konsep pemerintah pusat tidak hadir memberikan ruang bagi kehidupan masyarakat tetapi bahkan hanya merusak ruang hidup mereka. Konsep Pemerintah untuk membangun tanah Papua harus berbasis kearifan lokal bukan merencanakan program yang ada di Jakarta lalu memaksa orang Papua untuk mengikutinya. Untuk membangun Papua Tanah Damai itu yang dibagun adalah manusianya bukan tanah,jika manusia memiliki skil dan ruang yang cukup untuk melakukan aktivitas kehidupannya seperti, PNS, Petani, Pengusaha,BUMN serta pekerjaan lain di tanah Papua maka,potensi konflik akan semakin kecil.sebab yang melakukan kejahatan atau pelanggaran adalah manusia,jadi perlu suatu konsep yang baik untuk membangun Sumber daya Manusia agar bisa menjadi tuan di negerinya sendiri bukan menjadi penonton negerinya sendiri.
Salah satunya perlu pengembangan pangan di tanah Papua yang harus dilestarikan pangan lokal Papua,seperti sagu,Ubi-ubian,Talas,Pakis dan lain-lain yang berbasis pangan lokal . Seperti yang kami dapati pada lokasi penelitian.bahwa ada 15 kepala keluarga yang terancam tidak memiliki pekerjaan secara permanen jika tanah dibangun rumah atau pembangunan lainnya, hal tersebut bisa mengakibatkan banyak masalah yang telah dijelaskan sebelumnya. kita bisa petik hikmahnya bahwa orang Papua itu tidak bisa hidup tanpa hutan dan tanah, Negara tidak bisa memaksa masyarakat Papua harus bergantung pada sayur buncis,wortel kentang,serta sayur lainnya dari Jakarta tetapi, Pemerintah punya kewajiban membangkan potensi pangan local setiap daerah agar memenuhi kebutuhan pangan di daerah itu agar kita akan menuju Papua tanah damai,yang buat damai itu kitorang,Pemerintah daerah dan pemerintah pusat melalui program pemerintah yang memberdayakan masyarakat lokal atau masyarakat Papua.
c. BUDAYA YANG DIWARISKAN ORANG TUA
Pakis ini adalah salah satu sayur yang sudah dikonsumsi oleh Masyarakat Aifat,sejak turun temurun, sebab telah diwariskan oleh leluhur mereka karena sesuai dengan tempat tinggal atau tempat meramu mereka sejak nenek moyang. Sejak mereka menempati daerah ini,masyarakat melihat bahwa pakis ini melimpah di hutan,maka dipelihara untuk dimakan dan dijual berdasarkan hasil pembahasan ada berapa masalah yang ditemukan di lokasi penelitian antara lain:
⮚ Tidak tersedianya tanah untuk budidaya pakis atau yafet.
⮚ Belum memiliki skil yang baik dalam bidang pertanian
⮚ Orang Papua belum tidak sabar atau focus pada satu Jenis pertanian.
Ada faktor lain dari luar atau faktor external:
⮚ Pemerintah belum memiliki data yang cukup terhadap pangan lokal Papua terutama pakis
⮚ Dalam desain program pemerintah harus memetakan dimana lokasi pangan lokal Papua itu tumbuh.
Menuju Papua tanah damai kita harus memahami apa yang orang Papua mau bukan kemauan Jakarta, agar tetap mensejahterakan orang Papua tetap menjadi Tuan di Negerinya sendiri.
E. PENUTUP
Sehubungan dengan ulasan diatas ada beberapa masalah yang ditemui di lokasi penelitian pakis atau jahat agar mendapat solusi yang baik dari pemerintah :
- Pemerintah harus menyiapkan lahan untuk lokasi Pakis atau Yafet.
- Perlu penguatan kapasitas pertanian khusus tanaman pakis.
- Pemerintah perlu mendata potensi Pangan lokal Papua terutama sayur pakis.
- Dalam mendesain program pembangunan masyarakat harus memetakan lokasi pangan lokal agar tetap lestari
Mengarahkan kebijakan ini dengan baik,akan mewujudkan kemandirian, menjamin ketersediaan,ketersediaan pakis yang cukup,aman bermutu dan bergizi serta mengurangi potensi konflik bagi masyarakat Aifat Timur .
Daftara Pustaka
- Dwi Koko Pratoko : Paku Sayur (Diplazium esculentum) “Terabaikan” Namun Tidak Bisa “Diabaikan” Https:// kanal pengetahuan.farmasi ugm.ac.id diakses di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada 04 May 2023, 19.19 WIT
- Https://p2k.stekom.ac.id.ensiklopedia. Paku Sayur- Universitas STEKOM Semarang diakses di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada 04 May 2023, 19.21 WIT
- Https://www,nparks.gov.sg.florafaunaweb.” Diplazium esculentum Retz. Swartz diakses di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada 04 May 2023, 19.31 WIT
- Https://sites.Isa.umich.”EKOLOGI PAPUA diakses di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada 13 Mei 2023, 21.19 WIT
- Http://e-journal .uajy.ac.id “ Pencemaran Lingkungan diakses di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada 14 Mei 2023, 14 .59 WIT
- Indarjani dkk “PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN”
- Wahyu Widodo 2015 “Kriminologi dan Hukum Pidana”
- Jurnal Pendidikan dan Keluarga;Wiwik Indriyani, Ezi Anggraini dan Wirnelis Syarif 2020 “Analisis Gizi Olahan Dari Sayuran Pakis Sebagai Potensi Daerah”
- https//Media.neliti.com” Memahami Kebudayaan Lokal Papua. diakses di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya, pada 23 Mei 2023, 14.21 WIT