Sorong, Petarung.org – Aktivis Lembaga Intelektual Tanah Papua (LITP) Cabang Sorong Raya menilai  kehadiran Daerah Otonom Baru (DOB) Papua Barat Daya (PBD) untuk menyejahterahkan orang Papua. Bukan malah menjadi jualan politik elit tertentu untuk mencari simpati Pemerintah Pusat dengan melakukan manuver dan saling berebut kekuasan di Daerah Otonom Baru yang baru saja diresmikan oleh Mendagri atas nama Presiden RI Joko Widodo. 

Hal tersebut di sampaikan Robert Nauw,S.Kom  kepada wartawan ketika melihat sepak terjang sejumlah oknum elit plotik yang bermanuver demi kepentingan dan ambisi untuk merebut kekuasaan. 

Robert Nauw mengatakan Daerah Otonomi Baru (DOB) datang untuk menyejahterakan masyarakat, karena kemiskinan, kesenjangan  sosial dan kesejahteraan  di masyarakat selama ini yang menjadi objek jualan di pusat untuk hadirkan pemekaran atau daerah otonomi baru.

” Kehadiran 4 DOB di Papua termasuk Papua Barat Daya di Papua Barat pun demikian. Hadirnya provinsi baru ke 38 juga hadir di wilayah Provinsi Papua Barat. Provinsi ini hadir untuk sejahterakan akar rumput orang papua , bukan untuk masing-masing elit mengklaim dan jualan isu ke Pusat,“ tegas Robert Nauw di Kota Sorong, Senin, (26/8/2024).

Selain kehadiran DOB untuk memperpendek rentang kendali pembangunan dan mengusahakan pemerataan baik di bidang ekonomi,  sosial, kesehatan, pendidikan dan politik di masyarakat  untuk meningkatkan kesejahteraan akar rumput, baik di percayakan kepada ASN dan elit lain baik eksekutif , legislative untuk mengurus dan mengatur DOB di maksud.

“Pertanyaan provinsi sudah hadir  sudah diresmikan, namun sayang solidaritas elit lokal di Sorong Raya pecah berkepimg-keping,  ASN pun terjadi kubu di sana sini,  baku jual elit satu dan elit yang lain,” ungkap Robert.

Selain itu Nauw mengkritik adanya ketidakpastian di tubuh  tim pemekaran,  dimana sampai  hari ini, masih simpang siur akibat saling klaim paling benar dalam perjuangan hadirkan PBD.

“Tim pemekaran versi pimpinan daerah di Sorong raya saja  terus mendapat penolakan dari  mereka yang mengatasnamakan tim pemekaran. Provinsi baru tidak bisa hadir dengan suasana politik yang gaduh model ini, ” kata Alumni STIKOM Muhammadiyah Jayapura ini. 

Menurutnya  masyarakat perlu diedukasi dengan baik, sehingga mereka berhak mendapatkan informaai yang layak dan berkualitas, bukan informasi yang sarat dengan sentimen emosional untuk menyerang satu sama lain.

“Seharusnya solidaritas orang papua barat daya itu utuh tanpa pembelahan mengingat provinsi hadir untuk masyarakat,” tuturnya.

Elit dan ASN, DPRP,  DPRD dan pihak yudikatif hanya dipercayakan untuk mengelola segala uang rakyat itu untuk kesejahteraan masyarakat, sehingga jika kondisi Provinsi hadir dengan kelakuan tim pemekaran model begini yang terus pelihara sentimen emosional politik. Maka selama itu masyarakat harus waspada, karena Provinsi ini hadir bukan untuk sejahterakan masyarakat. 

“Bisa jadi ini hanya ajang untuk merebut dan mempertahamkan kekuasaan sesama elit  kondisi model ini memberikan sinyal  bahwa masa depan akar rumput akan terancam, ” kata dia. 

Robert Nauw menilai kehadiran sebuah Daerah Otonom provinsi, memerlukan penataan ruang, sehingga wilayah adat masyarakat di pastikan akan terkuras, baik tanah, hutan dan sumberdaya Alam dalam mendukung proses percepatan pembangunan wilayah Otonom baru tersebut. 

“Hal-hal ini akan di paksa untuk di lepas atas nama pembangunan dan kesejahteraan masyarakat adat. Untuk itu mohon para elit harus bersatu,  akademisi, politisi, kaum intelektual harus bersatu, aktivis kelompok masyarakat dan pemuda harus bersatu ,karena solidaritas masyarakat Papua Barat Daya diuji dengan keadaan model ini,” katanya.

Keadaan seperti ini, tambah dia, sangat diperlukan kepedulian semua pihak, sehingga memberikan harapan bagi masyarakat adat  bahwa kehadiran Provinsi baru  untuk menyejahterakan masyarakat dan perjuangan para elit murni untuk rakyat. (CR1)