Maybrat/Petarung.org – Pengembangan seni budaya terutama seni musik dalam tradisi suku Maybrat perlu dilestarikan, karena hari ini seni musik yang ada di bumi Ayamaru, Aitinyo dan Aifat rata-rata dinyanyikan dengan aransemen budaya dan musik moderen.

Beberapa seni musik dan tarian yang hari ini diaransemen untuk dinyanyikan ulang, sangat jauh dari keaslian budaya Suku Maybrat, bahkan seni musiknya sudah tidak otentik dan hal ini harus dilihat sebagai ancaman, sebuah krisis budaya yang memprihatinkan yang segera menjadi perhatian serius bagi masyarakat Maybrat, dan juga pemerintah.

Hal itu disampaikan oleh salah satu tokoh masyarakat adat Maybrat, dari sub suku Ayamaru, Bapak Soni Bless dalam sebuah diskusi publik, usai Pleno Dewan Adat Papua wilayah III Doberai, di Manokwari Provinsi Papua Barat belum lama ini.

“Beliau sampaikan bahwa untuk suku Maybrat, di semua instansi pemerintah kita tidak lihat ada rumah adat, atau budaya penyebutan dan penamaan nama kantor, atau fasilitas publik yang gunakan bahasa daerah, seperti samu ra kiam, samu ra watok, samu ra sien dan samu bah.” Ujar Bless

itu baru dari sisi nama, belum lagi budaya tarian dan seni musik dari suku ini, generasi besok sudah tidak tau apa itu tarian Syoh, tarian ini dibagi dalam berapa bentuk tari, dari suku Imian, Sawiat, dan Maybrat belum lagi untuk sub suku Ayamaru, Aitinyo dan Aifat

“Tarian syoh itu ada wir, srar, dan tarian itu ada macam-macam bentuk di beberapa sub suku, generasi besok tidak tau itu.” Ujarnya

Ia menambahkan, untuk seni musik orang Maybrat punya alat seni musik ada, dan alatnya terus berkembang dari tempo dulu lagu beklen, lagi yosim dan lagu moderen saat ini, sudah banyak diaransemen dengan musik moderen.

Masyarakat perlu bangkitkan kembali seni musik lewat latihan dan pendirian sanggar-sanggar seni di tingkat kampung atau distrik, dan pemerintah dan dinas terkait wajib untuk membina dan mengembangkan hal ini.

“Masyarakat harus mulai data dan kembangkan kelompok-kelompok seni di maybrat, dan pemerintah harus serius dorong ini sebagai pengembangan seni budaya yang harus dilestarikan” tandasnya. (CR3)