Maybrat, Petarung.org- Kordinator Komunitas Peduli Tata Ruang (Petarung) Lingkungan Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, Imanuel Tahrin dan Tim Observasi Petarung Maybrat. Sebelumnya menggelar aksi peduli lingkungan di Danau Uter, Danau Ayamaru, Maru Mana, Dan objek Wisata Gunung Petik Bintang Belum lama ini.

Lokasi observasi kali ini tim Petarung adalah lokasi kompleks Fait Mayaf. Untuk wilayah aifat kali ini, kami lakukan observasi di tanjakan Sonere, dilokai ini kami melihat limbah sampah plastik, kardus, dan limbah rumah tangga berserakan di tepi jalan. Seolah jalanan itu bukan lagi jalur yang sebagai akses jalan, tapi telah menjelma jadi tempat pembuangan akhir.

“Sampah berserakan di mana-mana, dan kondisi ini sangat memprihatinkan,” ujar Tahrin dalam rilis persnya yang diterima Peraturung.org. Selasa, 15 Juli 2025.

Ia menambahkan, di halaman kosong depan Kantor Kehutanan Fait Mayaf, tumpukan sampah menyambut kehadiran kami dan di depan gerbang Kantor Bupati, limbah kembali berserakan. Bahkan Alun-Alun Fait Mayaf yang harusnya sebagai ruang publik yang mestinya menjadi wajah kota, pun nyaris tercemas dengan sampah.

“Di wilayah Aifat ada 13 Titik pembuangan sampah liar, 13 titik pembuangan sampah liar di kawasan Fait Mayaf. Dari semua titik itu, empat lokasi paling parah. Tanjakan Sonere, Pintu Masuk Kantor Bupati Maybrat, Area Permukiman Dekat Alun-Alun Fait Mayaf dan Lingkungan sekitar Aula Samu Siret,” ujarnya.

Ia menjelaskan, bahwa yang paling menyedihkan itu beberapa tumpukan sampah ditemukan tepat di tepi kali yang mengalir menuju Kampung Sahbur dan anehnya warga disini konsumsi air ini setiap hari dan masyarakat malas tau dengan kondisi sampah yang dibuang langsung ke dalam air.

“Pembenahan sampah harus dimulai dari rumah,  dari lorong, dari sekolah dan dari kampung, generasi yang mengaku mencintai negeri Rae dan Finya Bobot. Sudah saatnya harus bantu pemerintah untuk atasi masalah sampah sebagai salah satu masalah lingkungan paling serius di Kabupaten Maybrat,” ujarnya.

masalah sampah harus menjadi atensi kepala distrik, kepala kapung dan warga masyarakat, jika ingi hidup sehat dan bersih dari sampah organik, tidak ada cara lain mari kita sama-sama peduli. (CR1)